TEMPO.CO, Jakarta - Alam di Papua membentuk orang-orangnya dengan fisik yang kuat. Itu modal dasar buat pemain sepak bola. Kebangkitan Persipura Jayapura dalam paruh kedua kompetisi Liga 1 Indonesia 2019 mengingatkan kembali tentang sosok tim berjuluk Mutiara Hitam itu dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Para periode 1970-an, tim nasional Indonesia memiliki pemain bek kanan yang legendaris kelahiran Manokwari, Papua, Yohanes Auri. Pada era itu salah satu pelatih asing terbaik yang pernah menangani tim nasional Indonesia, Wiel Coerver, mengungkapkan rasa takjubnya melihat talenta-talenta sepak bola di Papua.
Selain Yohanes Auri, ada Timo Kapisa, Adolf Kabo yang ikut membawa tim Indonesia menembus semifinal Asian Games 1986, dan sejumlah nama lainnya.
Dan, di skuad Persipura sekarang masih ada mantan kapten tim nasional Indonesia, Boaz Solossa.
Setelah sempat “menghilang” sebentar, Persipura yang dulu langganan juara pada era Liga Indonesia, kini seperti menemukan momentumnya untuk mencuat lagi di tangan Jacksen F. Tiago. Pria asal Brasil yang sudah malang-melintang di Indonesia sebagai pemain maupun pelatih tampaknya yang paling cocok menangani tim Mutiara Hitam ini.
Kemenangan Persipura Jayapura melawan Madura United dengan skor 2-0 di Stadion Gelora Bangkalan, Minggu malam, 3 November 2019, menjadi penegas kebangkitan mereka. Kini Boaz Solossa dan kawan-kawan menemparti peringkat ketiga dari 18 tim yang ada di Liga 1 2019.
Dalam pertandingan Minggu malam lalu itu, dua gol kemenangan Persipura dicetak M. Tahir pada menit ketiga dan dan Titus Bonai menit 74.
Di situs Liga Indonesia, Jacksen F. Tiago mengungkapkan rasa syukur bahwa anak asuhnya dapat melenjutkan tren posirif menjadi enam laga tak terkalahkan. Namun, dia mengakui, kemenangan tersebut hampir sirna lantaran babak kedua gawang Boaz Solossa cs dibombardir.
"Bersyukur malam ini, kami bisa menang, meskipun babak kedua gawang kami dibombandir, tapi Tuhan masih sayang kami dan usaha keras anak-anak tidak sia-sia," kata Jacksen.
Sukses mengamankan poin maksimal, arsitek berdarah Brasil itu menjelaskan, tidak terlepas dari buah mempelajari kemampuan Madura United, terutama mengantisipasi magis trio depan lawan, Aleksandar Rakic, Greg Nwokolo, dan Andik Vermansyah.
"Sebenarnya, kami melakukan persiapan hampir seminggu di Kota Surabaya khusus untuk menghadapi situasi yang berbahaya dari Madura (United), sehingga anak-anak mampu mengantisipasi, seperti situasi dari Greg, Rakic, dan Andik," kata Jacksen, ikon Persebaya pada masa lalu.
Selain itu, mantan juru taktik Barito Putera tersebut menilai, anak asuhnya disiplin dan militan dalam menghadapi tim berjuluk Laskar Sape Kerrab.
"Semua itu berkat disiplin dari militansi pemain kami di pertandingan hari ini. Kami mengapresiasi setinggi-tingginya kepada anak-anak Persipura," kata Jacksen F. Tiago.
Masih ada 10 pertandingan buat Persipura Jayapura untuk menyelesaikan kiprahnya di Liga 1 musim ini. Jika mereka bisa menggeser Madura United dan Bali United dari dua posisi teratas, itu akan menjadi catatan penting buat Mutiara Hitam ini dan Jacksen F. Tiago.