TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah suporter Timnas Indonesia melanjutkan aksi boikot saat Timnas U-19 bermain di Kualifikasi Piala AFC U-19 2020. Boikot yang ditempuh suporter Ultras Garuda ini karena menuntut perbaikan di tubuh federasi sepak bola Indonesia atau PSSI.
Pendiri Ultras Garuda, Harie Pandiono, mengatakan sekitar 30 suporter tetap ke Stadion Madya saat Timnas U-19 melawan Timor Leste, tapi tidak ikut masuk ke dalam tribun penonton. “Boikot bukan berarti tidak mencintai Timnas, hanya bentuk protes ke federasi (PSSI) yang dipimpin orang itu-itu saja selama 30 tahun,” kata Harie saat dihubungi Tempo, Jumat, 8 November 2019.
Pria asal Malang ini menyebut aksi boikot akan dilakukan di setiap laga Timnas. Aksi terus berlanjut sampai ada perubahan signifikan di tubuh PSSI. Harie mengatakan tugas pertama Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, ialah menegakkan aturan dan sportifitas dengan tidak lagi membiarkan pelanggaran tanpa adanya sanksi.
Ia bakal menagih janji Iriawan yang ingin menyatukan suporter Indonesia dengan membentuk divisi pembinaan suporter. Menurut dia, usai memecat pelatih Timnas Indonesia Simon McMenemy, suporter ingin melihat pilihan pelatih yang bakal menggantikanya. “Kami juga ingin PSSI dihargai negara lain jangan hanya jadi candaan karena jadwal liga yang terburuk di dunia,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Harie ragu dengan komitmen Iriawan yang ingin memberantas mafia bola. Sebab, pria yang akrab disapa Iwan Bule ini disebut-sebut telah mengantongi daftar nama para mafia bola yang sedang diselidiki kasusnya oleh Satgas Anti Mafia Bola yang dibentuk Polri.
Menanggapi aksi boikot Ultras Garuda, Pelatih Timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini, mengatakan kemenangan 3-1 atas Timor Leste dipersembahkan bagi semua suporter. Fakhri tidak keberatan jika ada suporter yang memboikot laga Timnas. "Sampaikan salam saya untuk seluruh suporter," kata dia.
Pelatih asal Aceh ini tahu ihwal aksi boikot setelah membaca berita di media. "Tidak apa-apa, boikot-lah. Kemenangan ini buat mereka yang datang dan yang memboikot," sebut Fakhri.
IRSYAN HASYIM