TEMPO.CO, Jakarta - Leicester City adalah sebuah cerita tentang militansi, semangat pantang menyerah yang tak kunjung padam. Itu sebabnya mereka selalu ngotot dan berapi-api kalau bermain. Ppada dinihari tadi, Minggu 10 November 2019, di Stadion King Power, Leicester, mereka menggilas Arsenal 2-0 pada pekan ke-12 Liga Primer Inggris 2019-2020.
Tiga tahun lalu, pada musim kompetisi 2015-2016, Leicester City di bawah asuhan manajer Claudio Ranieri dari Italia mereka seperti merusak tatanan kemapanan Liga Primer Inggris, dengan menjadi juara.
Klub kelas menengah yang tak tidak terlalu wah, meski dimiliki keluarga pengusaha Thailand, Vichai Srivaddhanaprabha, bila dibandingkan Manchester United, Arsenal, Manchester City, Liverpool, dan Chelsea.
Tapi, dengan pemain yang tak terlalu menjulang, mereka saat itu mampu menjadi juara. Kini orang-orang –termasuk dalam pasar bursa taruhan resmi yang beroperasi di Eropa- mulai berpikir bahwa bakal ada dongen kedua dari Leicester City di Liga Primer Inggris.
Leicester City sudah beberapa kali berganti manajer dan pemain, tapi tingkat kebintangan pemainnya belum menjulang seperti Pierre Emerick-Aubameyang di Arsenal atau Mohamed Salah di Liverpool.
Klub berjuluk The Foxes masih memakai penyerang kawakan yang melejit dari kelas amatir, yaitu Jamie Vardy yang mencetak gol pertama di King Power Stadium dinihari tadi pada menit ke-68, sebelum James Maddison membuat pasukan Unai Emery itu takluk 0-2 pada menit ke-75.
Liga Primer Inggris 2019-20 masin panjang. Tapi, kemunculan Leicester City di posisi kedua sementara tak bisa dianggap enteng.
Sukses sementara merekan tak bisa dilepaskan dari sosok manajer asal Irlandia Utara yang dulu dipecat dari Liverpool, Brendan Rodgers. Setelah berkiprah di Liga Skotlandia selama tiga tahun, dengan menangani Glasgow Celtics, pria berusia 46 tahun ini kembali ke Liga Primer Inggris untuk menerima tawaran dari Leicester City.
Dan, mantan pemain bek Reading ini membawa kesegaran baru di Leicester City. “Kami terus berpikir tentang pengembangan tim dan membuat mereka lebih baik. Jika kami bisa meraih tiket ke Eropa (kejuaraan antarklub) pada masa saya ini, tentu akan sangat membanggakan,” kata Rodgers kepada BBC dan beberapa media di Inggris lainnya.
Brendan Rodgers kelihatan belum berani berbicara soal juara. Liga Primer Inggris memang keras, tapi Leicester City punya militansi jatuh-bangun di lapangan yang bisa menciptakan sensasi keduanya di liga ini.