Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presisi Jurgen Klopp di Liverpool, Sefenomenal 4-4-2 Bob Paisley

Reporter

Editor

Hari Prasetyo

image-gnews
Manajer Liverpool Jurgen Klopp, menenangkan anak asuhnya setelah timnya kalah dari Sevilla pada pertandingan Final Piala UEFA di St. Jakob-Park, Basel, Swiss, 19 Mei 2016. (Georgios Kefalas/Keystone via AP)
Manajer Liverpool Jurgen Klopp, menenangkan anak asuhnya setelah timnya kalah dari Sevilla pada pertandingan Final Piala UEFA di St. Jakob-Park, Basel, Swiss, 19 Mei 2016. (Georgios Kefalas/Keystone via AP)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada era 1974-1983, ketika Liga Inggris masih didominasi gaya permainan kick and rush, yaitu mengalirkan bola secepatnya ke depan gawang lawan agar terjadi kemelut dan tercipta gol, pelatih Bob Paisley menerapkan gaya yang berbeda di Liverpool FC.

Craigs Johnston, Alan Kennedy, Graeme Souness, Kenny Dalglsih, Kevin Keegan, dan Ian Rush –untuk menyebut beberapa contoh pemain legendaris Liverpool saat itu- membuat The Reds bermain dengan bola-bola mendatar.

Tak ada hiruk-pikuk bola lambung dan kemelut di gawang, tapi umpan-umpan rapi menyusur tanah dalam formasi 4-4-2 racikan Bob Paisley di Liverpool yang legendaris itu.

Legenda Liverpool, Ian Rush, dan tunangannya, Carol Anthony. (twitter/@carolanthony_)

Dengan formasi 4-4-2 dan jalinan umpan tersebut, Paisley mewariskan ilmu yang membuat Liverpool berjaya di Inggris dan Eropa sampai Kenny Dalglish membawa The Reds juara divisi tertinggi Liga Inggris terakhir kali pada 1989-1990 atau dua tahun sebelum kompetisi ini mengalami revitalisasi dan berubah nama menjadi English Premiere League atau Liga Primer Inggris.

Kini setelah puasa gelar juara liga domestik hampir 30 tahun, Liverpool kedatangan tokoh reformis seperti sosok Bob Paisley, yaitu Jurgen Kloop. Pria Jerman yang sebelumnya membawa Borussia Dortmund menggoyang dominasi nyaris abadi dari Bayern Munich di Bundesliga Jerman.

Jurgen Klopp membawa prinsip presisi, faktor keakuratan dalam taktik gegenpressing yang dibawanya dari Dortmund.

Setiap kali tim kehilangan bola, mereka harus secepatnya merebut kembali, dan bukan berlari ke belakang untuk menggalang barikade pertahanan. Lantas begitu kembali menguasai bola, pergerakan para pemain masing-masing harus tepat pada waktu yang diinginkan.

Orkestrasi Jurgen Klopp dengan pressing dan timing yang tinggi itu membutuhkan stamina yang luar biasa dan juga naluri kebersamaan yang tinggi. Dan, itulah sebabnya, gegenpressing Klopp sering gagal dimainkan secara benar oleh para pemain Liverpool pada satu atau dua musim perdananya di Anfield.

Setelah masa adaptasi dan bongkar pasang pemain, Jurgen Klopp yang bekerja di Liverpool sejak 2015 ini baru bisa menikmati hasilnya yang mendekati “kebenaran” pada musim lalu, 2018-2019.

Musim lalu, Liverpool juara Liga Champions lagi dan hanya kalah satu poin dari Manchester City dalam perebutan gelar juara Liga Primer Inggris, dalam pacuan nilai yang fenomenal, 97-98.   

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang terjadi pada Minggu malam, 10 November 2019, di Anfield, dengan kemenangan 3-1 Liverpool dari Manchester City, tak terkalahkan dalam 12 laga perdana, dan unggul delapan poin di puncak klasemen, tampaknya mengarah kepada jalan Jurgen Klopp untuk membawa The Reds mendominasi lagi seperti era Paisley dan King Kenny cs.

Puasa gelar juara Liga Inggris hampir 30 tahun buat Liverpool tampaknya akan diakhir oleh Jurgen Klopp dengan keandalan sentuhan kepelatihannya tersebut.    

Apa yang terjadi pada Minggu malam lalu itu adalah demontrasi keakuratan permainan Jordan Henderson, Fabiano, Sadio Mane, Mohamed Salah, Roberto Firmino, Virgil van Dijk, dan kawan-kawan yang disanjung Manajer Manchester City, Pep Guardiola.  

Setiap aspek permainan Liverpool dibangun dengan intensitas presisi tingkat tinggi. Hal itu tak cuma dalam soal melakukan tendangan penjuru, tendangan bebas, umpan-umpan terobosan, tapi juga lemparan bola ke dalam lapangan yang dilakukan pemain setelah bola melewati kedua sisi garis permainan.

Guardiola mengatakan Liverpool mengawali serangannya dari kedua bek sayapnya, Trent Alexander-Arnold dan Andy Robertson, untuk membuka ruang.

Guardiola juga bercerita bagaimana para pemain Liverpool merangsek ke kotak penalti dengan pengaturan waktu yang pas. “Tidak hanya Mane, Salah, dan Firmino,” kata Pep tentang tiga penyerang Liverpool. “Tapi juga Henderson dan Georginio Wijnaldum. Mereka datang pada tempo yang sama.”

Pep Guardiola juga mengaku terkesima dengan cara Liverpool ketika melakukan transisi ketika serangannya dipatahkan lawan dan kemudian melancarkan serangan balik. “Mereka luar biasa,” katanya.

Tapi, bukan hal umum sebuah tim bisa terus-menerus begitu sempurna. Apalagi, kompetisi Liga Primer Inggris masing panjang. Masih ada 26 pertandingan lagi untuk masing-masing tim sampai Mei-Juni 2020.

Liverpool mungkin masih bisa terpeleset lagi seperti ketika harus bersusah-payah menyamakan kedudukan 1-1 melawan Manchester United pada awal musim ini.

Atau, mungkinkah musim ini Jurgen Klopp bisa membuat Liverpool tak bisa dikalahkan lagi seperti dilakukan Arsenal Wenger di Arsenal 2003-2004? Saat itu The Gunners tak terkalahkan sepanjang satu musim!

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Liverpool Dihentikan Atalanta di Perempat Final Liga Europa 2023-2024, Apa Kata Jurgen Klopp?

11 jam lalu

Pelatihn Liverpool Jurgen Klopp. REUTERS
Liverpool Dihentikan Atalanta di Perempat Final Liga Europa 2023-2024, Apa Kata Jurgen Klopp?

Liverpool kandas di babak perempat final Liga Europa 2023-2024 meski mampu menang 1-0 saat berlaga di markas Atalanta.


Hasil Perempat Final Liga Europa: Hanya Menang 1-0, Liverpool Disingkirkan Atalanta dengan Agregat 1-3

13 jam lalu

Pemain Atalanta berselebrasi. Action Images via Reuters/Lee Smith
Hasil Perempat Final Liga Europa: Hanya Menang 1-0, Liverpool Disingkirkan Atalanta dengan Agregat 1-3

Atalanta melaju ke semifinal Liga Europa 2023/24 usai menyingkirkan Liverpool dengan agregat 3-1.


Duel Atalanta vs Liverpool di Liga Europa: Jurgen Klopp Berharap Comeback, Gasperini Tetap Waspada

1 hari lalu

Pelatihn Liverpool Jurgen Klopp. REUTERS
Duel Atalanta vs Liverpool di Liga Europa: Jurgen Klopp Berharap Comeback, Gasperini Tetap Waspada

Manajer Liverpool Jurgen Klopp meminta para pemain untuk memulai laga dengan performa yang jauh lebih baik pada leg kedua perempat final Liga Europa.


Prediksi Atalanta vs Liverpool di Leg 2 Perempat Final Liga Europa Malam Ini

1 hari lalu

Ekspresi pemain Liverpool Dominik Szoboszlai setelah pemain Atalanta Gianluca Scamacca mencetak gol dalam pertandingan leg pertama perempat final Liga Eropa di Anfield, Liverpool, 12 April 2024.  REUTERS/Molly Darlington
Prediksi Atalanta vs Liverpool di Leg 2 Perempat Final Liga Europa Malam Ini

Duel Atalanta vs Liverpool di Liga Europa ini akan digelar pada Jumat, 02.00 WIB, 19 April 2024, dengan disiarkan SCTV dan Vidio.


Real Madrid Kalahkan Man City dan Lolos ke Semifinal Liga Champions, Carlo Ancelotti Puji Sikap Guardiola

1 hari lalu

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti. | REUTERS/Isabel Infantes
Real Madrid Kalahkan Man City dan Lolos ke Semifinal Liga Champions, Carlo Ancelotti Puji Sikap Guardiola

Real Madrid lolos ke semifinal Liga Champions 2023/24 dengan menyingkirkan juara bertahan Manchester City. Simak komentar Carlo Ancelotti.


Manchester City Dihentikan Real Madrid di Perempat Final Liga Champions, Apa Kata Pep Guardiola?

1 hari lalu

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola. | REUTERS/Isabel Infantes
Manchester City Dihentikan Real Madrid di Perempat Final Liga Champions, Apa Kata Pep Guardiola?

Manchester City gagal mempertahankan gelar Liga Champions. Tim asuhan Pep Guardiola ini kandas di babak perempat final, disingkirkan Real Madrid.


Hadapi Liverpool di Leg 2 Perempat Final Liga Europa, Gasperini Tak Mau Pemain Atalanta Berpuas Diri karena Unggul 3-0

1 hari lalu

Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini. REUTERS/Daniele Mascolo
Hadapi Liverpool di Leg 2 Perempat Final Liga Europa, Gasperini Tak Mau Pemain Atalanta Berpuas Diri karena Unggul 3-0

Gasperini ingin pemain Atalanta menampilkan permainan terbaiknya saat menghadpai Liverpool di leg kedua perempat final Liga Europa.


Prediksi Manchester City vs Real Madrid di Leg 2 Perempat Final Liga Champions Malam Ini

2 hari lalu

Pemain Manchester City Manuel Akanji melakukan selebrasi bersama rekannya usai mencetak gol ke gawang Copenhagen dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Etihad, Manchester, 7 Maret 2024. REUTERS/Carl Recine
Prediksi Manchester City vs Real Madrid di Leg 2 Perempat Final Liga Champions Malam Ini

Simak kabar terbaru kedua tim dan respons Carlo Ancelotti soal rekor buruk Real Madrid lawan Manchester City di Liga Champions saat main di Etihad.


Bursa Pelatih: Barcelona Siapkan Rafael Marquez Jadi Pengganti Xavi Hernandez, Niko Kovac Dilirik Liverpool

3 hari lalu

Pelatih Barcelona Xavi Hernandez bersama para pemain selama latihan di Ciutat Esportiva Joan Gamper, Barcelona, Spanyol, 3 November 2023. REUTERS/Albert Gea
Bursa Pelatih: Barcelona Siapkan Rafael Marquez Jadi Pengganti Xavi Hernandez, Niko Kovac Dilirik Liverpool

Barcelona dikabarkan siap mempromosikan Rafael Marquez untuk menjadi pelatih tim utama. Niko Kovac menjadi kandidat pelatih Liverpool.


Bagaimana Xabi Alonso Bertransformasi dan Mengubah Wajah Bayer Leverkusen di Bundesliga?

4 hari lalu

Bagaimana Xabi Alonso Bertransformasi dan Mengubah Wajah Bayer Leverkusen di Bundesliga?

Xabi Alonso membawa Bayer Leverkusen menjadi juara Bundesliga Jerman musim ini. Belum terkalahkan sekaligus mematahkan dominasi Bayern Munchen.