Kenapa Anda mengincar posisi Ketua Umum PSSI?
Ini akan mengangkat nama negara selain lewat bulu tangkis. Akan menaikkan derajat bangsa kalau kita berkiprah. Saya ingin berbuat sesuatu di sini. Apalagi ada banyak permasalahan seperti match fixing, pengaturan skor. Mudah-mudahan dengan saya jadi ketua, tentu dibantu aparat kepolisian kita berupaya.
Hidup saya sebenarnya sudah cukup dengan empat cucu. Sudah selesai lah ya. Anak-anak sudah pada beres. Ini pertaruhan nama baik. Bayangkan saja meniti karier dari letnan dua sampai sekarang, kalau saya mau macam-macam di bola, kan mahal sekali harganya. Ini bisa jadi warisan saat saya sudah tidak ada di dunia ini. Makanya saya bekerja keras sekali. Ini tiap hari rapat.
Apa perhatian utama Anda kala memimpin PSSI?
Ada skala prioritasnya. Kita tahu sebaik-baiknya kompetisi kalau timnas kita tidak maju, rakyat marah enggak? Tapi kalau kompetisi lebih bagus, timnas lebih bagus, permainan enak ditonton, lalu ada industri untuk menopang jalannya sepak bola, karena kita kan kemarin enggak pakai duit negara. Tapi sekarang sudah ada Instruksi Presiden, mungkin lain lagi. Siapa tahu Timnas akan didukung pemerintah. Target saya yang pertama adalah mempersatukan bangsa kita lebih erat dengan sepak bola. Saya juga ingin sepak bola kita mendunia. Orang bilang ah mimpi lu. Kita hidup harus bermimpi.
Seserius itu?
Ketika saya memutuskan maju saya harus fokus dan maksimal kepada bola. Saya sudah putuskan akan maju. Kasarnya saya wakafkan diri saya kepada bola. Karena saya harus mengembalikan kemudahan yang negara berikan kepada saya. Negara memberi terlalu banyak kepada saya. Saya jenderal bintang tiga, menjadi Kapolda tiga kali, sempat jadi Penjabat Gubernur (di Jawa Barat), saya akan berikan itu. Sebenarnya ini kan pekerjaan baru bagi saya. Kalau udah pensiun kan lebih baik saya jalan-jalan sama cucu.
Ketua PSSI Mochamad Iriawan dan Menpora Zainudin Amali mengelar konfrensi pers usai bertemu di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin, 4 November 2019. TEMPO/Irsyan
Di awal terpilihnya Anda jadi ketua PSSI, apa yang menjadi arahan dari Menpora?
Presiden sangat concern terhadap olahraga khususnya, sepak bola.
Manifestasi dari itu presiden mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pembangunan Pesepakbolaan Nasional. Sudah keluar sejak awal tahun. Belum sempat ditindaklanjuti pengurus lama, mungkin karena kesibukan atau lainnya. Kalau nanti 12 kementerian terlibat dalam Inpres itu kami buat roadmapnya. Meskipun kita tahu bahwa kementerian yang dikedepankan adalah Menpora, tapi yang tahu banyak di lapangan kan PSSI.
Presiden sempat menitipkan pesan khusus ke Menpora saat pelantikan kabinet.
Ya, pesan Presiden kepada Menpora, "Ingat bolanya ya, Pak." Ini pekerjaan rumah yang besar bagi saya karena bidangnya PSSI. Saya langsung jemput bola, menghadap Menpora dan mendiskusikan berkaitan dengan Inpres, kemudian masalah pemain, Piala Dunia, dan lainnya. Presiden sangat berharap. Piala Dunia U-20 bisa terwujudkan berkat presiden yang bersurat ke FIFA, meminta kementerian terkait, Kapolri melakukan hal yang sama untuk menjamin keamanan. Baru kami berangkat untuk menindaklanjuti. Peran pemerintah besar sekali. Tanpa itu takkan terwujud.
Apa yang dibicarakan dengan Menpora terkait persiapan Piala Dunia U-20?
Menjelang penyelenggaraan tentunya harus sukses U-20, sukses penyelenggaraannya, turnamennya, semua. Ada safety security, akomodasi, transformasi, fiskal, barang masuk, dan lainnya yang harus dibicarakan dengan berbagai kementerian. Nanti steering committee (SC) dan organizing committee (OC) ya dari kami. Tanpa dukungan pemerintah tak akan bisa. Saya dan Menpora sudah sempat mengecek stadion, masih ada waktu satu tahun. Inasgoc juga menyiapkan Asean Games dua tahun. Jadi ini pun harus cepat sehingga kami jemput bola untuk segera mendiskusikan dengan pemerintah, itu yang disampaikan dengan Menpora.
Sudah berapa kali menggelar pertemuan dengan Menpora?
Sebelum menjadi ketua, saya sudah kenal baik dengan beliau. Saya sudah sampaikan visi misi sejak enam bulan lalu. Saya juga keliling menyampaikan visi misi ke Semarang, Surabaya, Indonesia timur, Kalimantan, ada sepuluh kali lah. Saya sampaikan visi misi saya, kalau cocok silakan, kalau tidak silakan pilih pemimpin yang lain, enggak masalah.
Anda keliling daerah sebelum pencalonan ketum PSSI?
Iya, kemarin itu kenapa alhamdulillah saya bisa menang telak karena mereka sudah tahu. Saya sampaikan kalau kalian tidak mau memilih saya silakan, saya juga gak patheken. Saya hanya ingin memberikan yang terbaik. Buat saya sudah cukup. Bagi saya di PSSI ini kan sebenarnya pekerjaan baru. Bayangkan saya dari pagi enggak ada napasnya.
Setiap hari?
Hampir seperti ini. Di Lemhanas kan tidak seperti dulu saat menjadi Kapolda. Waktunya sangat banyak. Yang jelas Jumat sudah longgar, Sabtu-Minggu sudah pasti libur. Kita kan hanya memberikan kajian kepada Presiden, kalau ada peserta kita melakukan pendidikan, itu saja.
Sekarang Anda jadi rangkap jabatan sebagai Sestama Lemhanas. Bagaimana mengatur waktunya?