Sekarang Anda jadi rangkap jabatan sebagai Sestama Lemhanas. Bagaimana mengatur waktunya?
Ini buktinya bisa.
Bagaimana respons pimpinan Anda di Lemhanas?
Ini kan seizin beliau juga. Beliau respons sekali. Silakan maju, majukan sepak bola Indonesia dan yakin Pak Iwan bisa, saya doakan, itu pesannya.
Anda tidak diharuskan melepas jabatan?
Kesibukan di Lemhanas tidak seperti waktu menjadi Kapolda. Kalau Kapolda mungkin lebih susah ya, tapi kan ini bisa. Tadi habis upacara di Kelapa Dua, saya mampir di sini. Tadi ada kegiatan di kantor, saya kirim surat-suratnya. Jadi tidak terlalu mengganggu.
Banyak jenderal polisi mengisi jabatan di lembaga sipil. Apakah ada arahan atau instruksi dari Kapolri?
Enggak ada, mereka memilih saya dengan sukarela. Saya katakan tidak dipilih juga tak masalah, saya ingin berbuat yang terbaik untuk negara dan sepak bola. Kalau ada yang lebih bagus silakan, tapi bukan berarti saya paling bagus, ya. Itu terlalu didramatisasi. Saya pikir tak begitu. Banyak pos lain yang ditempati institusi tertentu. Ini jangan diadu domba lah dengan mereka. Saya tahu lah yang bermain siapa.
Apakah Anda ada rencana menyusun kembali komposisi pengurus PSSI?
Kan sudah ada. Kalau di bawah ini ada departemen-departemen dan divisi-divisi, pasti. Ya nanti kita lihat, yang bagus dipertahankan. Kalau enggak ya kita ganti.
Secara jumlah bakal dikurangi?
Saya belum ke sana, saya fokus dulu ke sini. Timnas kan menjadi sorotan masyarakat.
Ketua Umum PSSI Periode 2019-2023 Mochmad Iriawan alias Iwan Bule di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu, 6 November 2019. TEMPO/Irsyan
Kalau melihat susunan Exco kan bukan tim Anda…
Kalau Exco saya percayakan ke voters yang memilih, saya enggak bisa menentukan. Makanya saya bilang kepada Exco, kamu sudah dipilih voters, jangan aneh-aneh di sini. Apalagi seperti dulu. Saya tidak bisa melindungi kamu, malah bakal saya dorong kalau macam-macam.
Exco nanti boleh tetap pegang klub?
Tidak ada aturan tentang itu. Tinggal kita berkomitmen saja.
Tapi tetap diizinkan?
Memang faktanya begitu. Kecuali saya minta dia mundur dari klub. Tapi kan dia tahu kami tidak punya wewenang itu juga. Yang jelas kan kita bisa tahu, makanya dari kompetisi tidak boleh dipegang pemilik klub. Nanti ada komite tetap kompetisi dan jadwal. Saya sudah merekrut orang dari luar. Exco nanti di bawahnya ada orang seperti wasit, saya akan rekrut dari luar negeri, karena itu boleh tidak diisi Exco. Misalnya dari Inggris, itu pun kontraknya per tahun. Exco pun nanti akan dievaluasi tiap enam bulan, kalau memang tidak cocok akan saya tukar lagi. Percayalah saya juga ingin baik buat sepak bola ini.
Banyak pertandingan ditunda karena tidak mendapat izin kepolisian. Apakah ke depannya Anda bisa jamin lebih mudah?
Saya optimistis karena saya dari Polri. Izin penundaan kompetisi ada di Polri. Kami bisa berkomunikasi. Pak Tito mantan Kapolri sudah perintahkan kepada saya, dan saya sudah punya konsep untuk MoU dengan Kapolri atau dengan Asops (asisten operasi Kapolri) berkaitan dengan masalah izin dan jadwal pertandingan. Asops itu kan tahu.
Soal mafia bola, apa ada konsep untuk koordinasi dengan satgas?
Makanya Pak Tito memperpanjang masa tugas satgas anti-mafia bola. Ini kan sudah mau selesai. Itu luar biasa, harus diteruskan oleh Pak Idham Aziz.
Bagaimana dengan komitmen Anda terhadap pemberantasan mafia bola?
Saya pikir itu tidak perlu diragukan. Satgas kita dorong. Kalau teman-teman tahu, beri tahu kami. Suruh pak Hendro (Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo, Ketua Satgas Anti Mafia Bola) tindaklanjuti. Itu kan ranah polisi, saya kan ketua umum PSSI. Tenang saja, saya tidak ada beban kok. Saya bilang kemarin ke Exco, jangan main-main. Saya tidak akan melindungi, bahkan saya akan sampaikan ke satgas. Komitmen saya jelas kalau soal itu.
Seperti apa mafia bola bermain selama ini?
Itu tanya ke satgas lah. Yang jelas permainan itu ada yang mengatur wasit, mengatur pemain, ada kenaikan gradasi dari liga dua ke tiga. Yang jelas secara gambaran umum saya mengerti lah. Orang-orangnya juga mungkin satgas sudah punya. Saya tidak pas menyampaikan di sini.
Komunikasi dengan satgas akan semakin mudah?
Jelas, diberikan akses oleh Pak Kapolri Tito dan Pak Idham.
Sejak kapan Anda menyukai sepak bola?
Saya dulu main di Persib junior tahun 1973.
Posisi apa?
Bek kanan.
Sekarang masih suka main?
Masih iseng-iseng saja main sama cucu dan anak kalau pas liburan. Banyak yang tidak tahu, saat saya ditempatkan di Bandung, saya jadi pembina Persib.
Berapa tahun?
Sampai sekarang saja hitung. Saat saya menjadi Kapolda Jabar, kan juara tuh. Diaraknya dari Polda, bukan dari Gubernuran (kantor Gubernur), karena waktu itu saya menjabat Kapolda. Tapi sekarang saya duduk di tengah, semua kepada klub sama.
IRSYAN HASYIM | MAHARDIKA S. H. | AISHA SHAIDRA | INDRA WIJAYA | RINA W.