TEMPO.CO, Jakarta - Bukannya mereda, desakan mundur untuk Manajer Arsenal, Unai Emery, malah semakin menjadi. Sabtu pekan lalu, hampir seisi Stadion Emirates menyoraki Emery dan para pemainnya.
Musababnya, The Gunners gagal menang lagi. Menjamu Southampton di pekan ke-13 Liga Primer, The Gunners hanya mampu bermain imbang 2-2.
Skor seri itu pun dikejar Alexandre Lacazette cs. dengan ngos-ngosan. Kubu tamu sempat dua kali memimpin lewat gol Danny Ings dan James Ward-Prowse.
Walhasil, inilah untuk kelima kalinya Arsenal gagal menang pada musim ini. Termasuk tiga kali seri ketika tampil di kandang sendiri.
Mesut Oezil dkk. memang tak layak menang. Ketika laga baru berjalan 15 menit, kubu tamu sudah mampu bikin satu gol dalam empat kali serangan. Sedangkan Arsenal sibuk menghalau laju The Saints tanpa satu pun serangan balasan.
Statistik keseluruhan, Arsenal memang unggul penguasaan bola hingga 61 persen. Tapi, Kieran Tierney dkk. teramat loyo dari sisi ketajaman.
Mereka kalah jumlah serangan dengan perbandingan 12 : 21 dan peluang gol 5 : 6 oleh Southampton. Walhasil, satu angka di Emirates itu membuat posisi Arsenal--dengan koleksi 18 angka--melorot ke tangga ketujuh klasemen.
Penyerang Arsenal Pierre-Emerick Aubameyang merasa malu oleh sorakan para fan. Pemain berkebangsaan Gabon itu pun menjelaskan bahwa dia dan pemain lainnya juga kecewa atas hasil imbang tersebut.
"Kamilah yang pertama kecewa karena kami yang bermain di lapangan,” kata bekas pemain Borussia Dortmund itu. “Kami akan terus mencoba bangkit. Sebab, Arsenal punya kualitas untuk menang."
Sementara itu, legenda Arsenal, Tony Adams, murka lantaran para juniornya tampil lemah. Adams, yang menghabiskan waktu lebih dari 20 tahun bersama Arsenal (1980-2002), heran bukan main atas kinerja Emery.
Menurut pria yang kini berusia 53 tahun itu, Emery adalah pelatih yang “sempurna” untuk membangun tim yang berkarakter lemah, tak enak ditonton, serta tak tahu bagaimana bermain menyerang dan bertahan. Sarkastis, memang. Tapi itulah kondisi nyata Arsenal saat ini menurut bek legendaris itu.
"Bahkan, jika saya disuruh melatih Arsenal untuk laga kemarin, saya yakin Meriam London bermain lebih terorganisasi," kata Adams meledek Emery.
Sebagai mantan bek tengah, Adams kecewa betul dengan aksi trio Arsenal: Calum Chambers, David Luiz, dan Sokratis Papastathopoulos.
Menurut Adams, ketiga bek itu seperti malas bergerak menghalau serangan Southampton. "Terlebih David Luiz. Dia hanya berdiri diam seperti patung," kata Adams.
Satu suara dengan Adams, legenda tim nasional Inggris Alan Shearer mengkritik buruknya pertahanan Arsenal. Bahkan, menurut dia, permainan Southampton terlalu cepat untuk lini pertahanan Arsenal.
Secara keseluruhan, bekas penyerang Newcastle United itu menyebut penampilan Arsenal justru semakin buruk. Ibarat penyakit, masalah Arsenal malah menyebar ke semua sektor permainan.
"Lini serang tumpul, pertahanan buruk, gaya bermain tak jelas. Apa lagi? Komplet sudah," kata dia.
Sadar semakin terpojok, Emery berusaha merebut simpati para fan. Mantan pelatih Paris Saint-Germain itu mengatakan paham betul akan perasaan suporter. Menurut dia, para fan sedang frustrasi melihat prestasi Arsenal.
"Sama seperti fan, para pemain juga merasakan frustrasi. Saya akan melanjutkan tugas sebagai manajer, yakni menganalisis dan mencari solusi. Saya tahu kunci masalah ini," kata bekas pelatih Sevilla itu.
Soal desakan pemecatan, pelatih berusia 48 tahun itu mengatakan tetap akan bekerja sesuai dengan kontrak. Dia pun mengklaim petinggi klub masih memberikan kepercayaan kepadanya sebagai manajer. "Saya tahu tim ini masih bisa diselamatkan," kata dia.
Namun sejumlah media Inggris meragukan pernyataan Emery. Sebab, bos Arsenal Raul Sanllehi dan Direktur Teknik Edu dikabarkan marah setelah menyaksikan laga di Emirates itu.
Masih merujuk media Inggris, Sanllehi dan Edu dikabarkan meninggalkan tribun dengan muka bersungut-sungut. Kabarnya mereka akan mengevaluasi kinerja Emery dalam waktu dekat.
Bahkan ada media Inggris yang menyebut Sanllehi akan segera memilih kandidat pengganti Emery. Menurut laporan tersebut, para pemain sudah tidak percaya kepada Emery sejak Arsenal kalah 0-1 oleh tim promosi Sheffield United pada 22 Oktober lalu.
Jika memang Emery sudah tak sanggup memadamkan bola panas di dalam skuadnya, sudah saatnya Sanllehi dan Edu turun tangan. Nama Mauricio Pochettino, yang baru saja kehilangan pekerjaan di Tottenham, disebut-sebut punya peluang menjadi pengganti.
FOOTBALL LONDON | DAILY MAIL | MIRROR | INDRA WIJAYA