TEMPO.CO, Jakarta - Kakak perempuan Cristiano Ronaldo, Katia Aveiro, mengecam bek Liverpool Virgil van Dijk soal guyonannya di arena penghargaan Ballon d'Or. Ia menyatakan tak menlihat kelucuan dalam guyonan itu.
Van Dijk menempati urutan kedua di bawah Lionel Messi dalam seremoni Ballon d'Or di Paris lalu, sedangkan Ronaldo berada pada posisi ketiga.
Ronaldo absen pada pemberian anugerah yang sudah lima kali dia raih itu karena memilih pergi ke Milan di mana dia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Italia di kota itu.
Ketika ditanya seorang wartawan Belanda mengenai ketidakhadiran Ronaldo dalam presentasi Ballon d'Or, Van Dijk menjawab dengan bercanda, "Mengapa, memangnya dia calon?".
Candaan inilah yang memicu kemarahan adik perempuan Ronaldo, Katia Aveiro, dalam Instagram. "Yang terhormat Virgil, di mana pun Anda berada, Ronaldo sudah bolak balik ribuan kali," kata dia seperti dikutip ESPN dalam laman webnya.
"Cristiano tiga kali juara di negara itu di mana Anda bertahun-tahun bermain di sana dan tetap saja tak bisa meraihnya," kata dia menunjuk kehadiran Ronaldo di Liga Premier saat bersama Manchester United.
Setelah membeberkan daftar panjang pencapaian Ronaldo bersama Real Madrid, sang adik meneruskan, "Sekarang, Virgil, cari dan raihlah gelar-gelar yang sungguh berarti itu dan baru kita bicara lagi. Saat Anda sudah penuh dengan semua penghargaan itu, mungkin Anda bisa duduk semeja dengan Cristiano."
Van Dijk kemudian menjelaskan komentar itu hanya candaan dan dia mengaku menghormati baik Ronaldo maupun Messi.
Sehari kemudian bintang Liverpool itu memposting pesan panjang di media sosial dalam mana dia menyatakan merasa tersanjung karena dicalonkan bersama dua superstar tersebut.
Sebaliknya pelatih Liverpool Jurgen Klopp membela pemainnya itu bahwa Van Dijk seharusnya diganjar Ballon d'Or.
Klopp menilai Van Dijk pemain yang paling berjasa mengantarkan Liverpool ke levelnya sekarang yang sulit sekali dikalahkan berkat tangguhnya barisan belakang yang digalang Van Dijk.
Ronaldo mencetak 21 gol Serie A musim lalu untuk mengantarkan Juventus memenangkan gelar juara liga kedelapan kali berturut-turut.
