TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, terkejut rival sekota, Manchester United, belum pernah menjadi penantang gelar Liga Premier Inggris sejak ia pindah ke Inggris. Guardiola mulai menjadi juru taktik City pada 2016 dan sejak itu ia telah memenangkan gelar liga di dua musim terakhir.
Sedangkan Manchester United saat ini kesulitan bersaing dengan tim-tim teratas. United finis di posisi kedua pada musim 2017/18, tetapi terpaut 19 poin di belakang tim asuhan Guardiola sebelum berada di posisi keenam musim lalu.
Manchester United dan City akan berhadapan pada Ahad dini hari, 8 Desember 2019 waktu Indonesia. Guardiola berharap United akan menjadi pesaing gelar liga selama masih melatih di Inggris.
"Refleksi saya adalah kami lebih baik," kata Guardiola jelang laga derby. "Pada saat kami berada di sini sudah lebih baik dibandingkan United."
Guardiola menilai di akhir musim lalu poin tim menunjukkan perolehan yang luar biasa. Dengan kata lain, konsistensi tim sudah teruji. Namun di laga melawan MU, nilai atau jarak di klasemen bukan menjadi fokusnya, apalagi rivalitas kedua tim di masa lalu. "Dalam derby apapun bisa terjadi," sebut dia.
United mengalahkan Tottenham 2-1 pada Rabu kemarin, tetapi posisi mereka masih di tempat keenam. Sedangkan City bertengger di tempat ketiga. Meski demikian, Guardiola tetap mewaspadai lawan. "Jelas mereka adalah tim yang menggunakan serangan balik. Mereka menggunakan tekanan tinggi dan agresif," kata mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen tersebut.
Guardiola melihat ketika bertahan MU terlihat begitu dalam lalu ketika ada kesempatan menyerang maka pemain sayap seperti James dan Rashford akan bergerak mengandalkan kecepatan. "Mereka sangat tajam dan sangat baik saat mendapatkan ruang untuk berlari," tutur dia.
Saat mengalahkan Chelsea, lanjut dia, MU sering menggunakan serangan balik. "Begitu juga melawan Liverpool, gol mereka adalah serangan balik. Mereka memiliki kualitas untuk melakukan itu," kata Guardiola.