TEMPO.CO, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Vietnam di final SEA Games 2019, Selasa malam, 10 Desember 2019. Pertarungan memperebutkan gelar juara ini bakal berlangsung di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, dimulai pukul 20.00 waktu setempat atau 19.00 WIB.
Stadion Rizal Memorial yang berdiri sejak 1934 dan telah direnovasi enam kali ini menyimpan kenangan manis bagi tim sepak bola putra Indonesia. Di stadion ini, pada 1991, Timnas Indonesia meraih emas kedua dan terakhir di SEA Games. Ketika itu, Indonesia mengalahkan Thailand di final.
Saat itu, pelatih Anatoli Polosin yang mengasuh Timnas Indonesia membawa 18 pemain ke Filipina. Mereka adalah Aji Santoso, Bambang Nurdiansyah, Eddy Harto, Erick Ibrahim, Ferryl Raymond Hattu, Hanafing, Heriansyah, Herry Setiawan, Kashartadi, Maman Suryaman, Peri Sandria, Rochy Putiray, Robby Darwis, Salahuddin, Sudirman, Toyo Haryono, Widodo Cahyono Putro, dan Yusuf Ekodono.
Sejumlah pemain yang dulu berhasil membawa pulang medali emas SEA Games 1991 ini meyakini Timnas U-23 yang kini ditangani Indra Sjafri akan bisa mengakhiri paceklik gelar juara di ajang ini dan membawa pulang medali emas SEA Games 2019.
Berikut komentar para pemain Timnas Indonesia yang sebelumnya tampil di SEA Games 1991.
Kas Hartadi
Kas menilai Egy Maulana Vikri dan rekan-rekannya punya kualitas untuk bisa menjadi tim terbaik di Asia Tenggara. "Timnas U-23 itu mainnya stabil sampai semifinal, kondisi fisik bagus, kompak juga mereka, transisi bagus, organisasi bagus," ujarnya.
Ia pun meyakini pelatih Indra Sjafri pasti telah mempelajari kekuatan dan kelemahan Vietnam. Meski sebelumnya Indonesia kalah 1-2 atas Vietnam di babak penyisihan, kata Kas, peluang Indonesia menang di final masih terbuka lebar. "Dalam laga final paling penting jangan buat kesalahan yang tidak perlu," kata dia.
Kas menilai komposisi pemain skuad Indonesia ini merata di semua lini. Keberadaan Egy menjadi pembeda dalam setiap pertandingan. Selain itu, keberadaan dua pemain senior Evan Dimas Darmono dan Zulfiandi membantu membangun mental bertanding pemain muda. "Ada leader-nya dua orang pemain senior itu yang ikut menampilkan permainan bagus," kata dia.
Bambang Nurdiansyah
Ia mengatakan secara kualitas pemain sepak bola Indonesia tidak ketinggalan dari negara lain di Asia Tenggara. Selama ini, menurut pria yang akrab disapa Banur ini, permasalahannya ada pada persiapan.
"Selama ini yang menjadi masalah apakah persiapan kita sudah bagus, sudah maksimal," kata dia saat dihubungi Tempo, Senin, 9 Desember 2019.
Melihat persiapan Timnas U-23 besutan Indra Sjafri ini, Banur menilai skuad yang tampil di SEA Games 2019 ini sudah melewati persiapan yang matang sebelum berlaga.
Aji Santoso
Aji mengatakan pemain Timnas U-23 ini mempunyai kualitas individu yang bagus. Ia menyebut beberapa pemain yang menjadi pembeda, yaitu Egy Maulana Vikri, Evan Dimas, Saddil Ramdani, dan Asnawi Mangkualam.
"Kita lihat materi pemain besutan Indra Sjafri ini sangat menunjang untuk bisa mengulang sejarah pada tahun 1991," kata dia.
Menurut Aji, persiapam skuad asuhan Indra itu juga sudah cukup baik meski tidak membutuhkan waktu yang lama. Ia menyebut modal utama Timnas U-23 yakni bisa beruji coba dengan tim yang memiliki kualitas di atas negara Asia Tenggara, seperti Cina, Yordania, dan Iran. "Ini yang menjadi modal bagus dari skuad Indra Sjafri," kata dia.
Robby Darwis
Robby berpesan kepada para pemain Timnas U-23 yang bakal berlaga melawan Vietnam di Final SEA Games 2019 untuk menanamkan mental juara di dalam diri. Menurut Robby, tim yang bisa mencapai final SEA Games pasti memiliki kualitas dan sulit untuk dikalahkan. "Jadi dengan semangat juang dan mental pasti bisa diatasi," kata dia.
Menurut dia, secara teknik dan kualitas permainan Timnas U-23 Indonesia dan Vietbam relatif setara, yang membedakan adalah motivasi pemain untuk meraih prestasi tertinggi. "Kalau Vietnam punya mental juara, kita harus punya mental juara yang lebih," ucap Robby.
Peri Sandria
Peri menilai, penampilan Egy Maulana dan kawan-kadan sudah terlihat sejak babak penyisihan grup SEA Games 2019. Ia menyebut skuad asuhan Indra Sjafri ini memiliki semangat tinggi untuk menang. "Cuma kerja sama tim perlu ditingkatkan, apalagi lawan kalau bisa lolos ke semifinal, lawan pasti berat," ujarnya.
Peri juga mengingatkan kepada Osvaldo Haay dan kawan-kawannya untuk tidak mudah terpancing emosi saat bertanding. Menurut dia, Indra Sjafri harus bisa meredam dan mengontrol emosi anak-anak asuhnya. "Ini harus diwanti-wanti, akumulasi kartu bisa membahayakan kalau main di final," dia menambahkan.
IRSYAN HASYIM