TEMPO.CO, Jakarta - Pertandingan Leicester City menjamu Liverpool di Stadion King Power menjadi kado dari Boxing Day pada Kamis, 26 Desember 2019. Perayaan libur setelah hari Natal 25 Desember yang menjadi tradisi di Inggris dan sekitarnya diisi dengan bergulirnya kembali Liga Primer Inggris pekan ke-19.
Pertandingan Liverpool di kandang Leicester City tersebut juga akan berlangsung pada Jumat dinihari, 27 Desember 2019, untuk waktu Indonesia.
Sedangkan khusus bagi Liverpool pertadingan akbar di kandang Leicester itu baru menjadi pekan ke-18. Pasalnya, klub berjuluk The Reds itu baru saja mengikuti Piala Dunia Antarklub FIFA di Doha, Qatar. Manajer asal Jerman, Jurgen Klopp, berhasil membawa Reds menjadi juara dunia antarklub untuk pertama kali setelah mengalahkan Flamengo dari Brasil 1-0 pada Minggu dinihari lalu.
Meski baru saja dikalahkan juara bertahan Manchester City 3-1, tapi Leicester City tetap menduduki urutan kedua. Posisi Leicester adalah 10 poin di belakang Liverpool dan The Foxes ini hanya unggul satu poin dari pasukan Pep Guardiola yang ada di peringkat ketiga.
Meski setelah pertandingan, Manajer Leicester City, Brendan Rodgers, mengatakan kelas kualitas anak-anak asuhan Pep Guardiola begitu tinggi, tapi jangan dilupakan kekuatan tim Leicester City.
Tiga tahun lalu, pada musim kompetisi 2015-2916, di bawah asuhan manajer Claudio Ranieri, Jamie Vardy dan kawan-kawan juga tidak tampil terlalu istimewa dari segi teknis. Tapi, mereka mampu membuat kejutan besar dengan meraih gelar juara.
Faktor kesejarahan Leicester City inilah yang membuat pertandingannya melawan Liverpool layak disebut sebagai big match tak cuma pada perayaan Boxing Day di Inggris tapi juga pertarungan akbar di Liga Primer menjelang pergantian tahun.
Dengan melihat raihan poin, Liverpool memang akan memegang sebutan sebagai juara paruh musim 2019-2020. Tapi, pertarungan melawan Leicester City pada Boxing Day itu sangat penting, terutama dari segi mental.
Pemain Leicester City, Caglar Soyuncu berselebrasi dengan pelatih Leicester, Brendan Rodgers usai mengalahkan Arsenal dalam laga lanjutan Liga Inggris di Stadion King Power, Inggris, 9 November 2019. Reuters/Carl Recine
Bila Leicester City mampu menang atau minimal seri saja sudah bisa memberikan keyakinan kepada Jamie Vardy dan kawan-kawan bahwa pasukan Jurgen Klopp bisa dikejar pada paruh kedua kompetisi.
Pertadingan Leicester City menjamu Liverpool pada 26 Desember 2019 juga akan menjadi spesial buat manajer Brendan Rodgers. Pasalnya, dulu ia didepak dari Liverpool pada 2015 dan digantikan oleh Jurgen Klopp.
Setelah tiga tahun berkelana di Liga Skotlandia bersama Celtic, Brendan Rodgers kembali ke Liga Primer Inggris dan mengembalikan kekuatan Leicester City sebagai tim berjuluk pembunuh raksasa.