TEMPO.CO, Jakarta - Jorginho, pemain gelandang Chelsea, meminta perubahan cara pandang dan mental rekan-rekannya saat melawan tim yang secara prediksi di atas kertas bisa mereka kalahkan.
Chelsea, yang kini menempati urutan keempat pada pekan ke-20 Liga Primer Inggris, akan tampil di kandang peringkat 14, Brighton, pada Rabu 1 Januari 2020.
Pemain lini tengah dari Italia ini meyakini kemenangan dramatis Chelsea di kandang Arsenal, Stadion Emirates, London, Minggu 29 Desember 2019, membuka pemikiran mereka untuk mengubah strategi bermain yang lebih tepat ketika tampil di kandang maupun tandang.
Sebelum meraih sukses kemenangan pada pertandingan tandang derby London utara itu, Chelsea asuhan manajer Frank Lampard menuai rentetan hasil buruk. Di kandang sendiri, mereka dikalahkan Southampton. Chelsea juga terpeleset melawan Bournemouth dan West Ham pada partai tandang.
Itu sebabnya setelah mereka mampu bangkit dari ketinggalan 0-1 untuk berbalik menang 2-1 di kandang Arsenal, Jorginho meminta perubahan mentalitas timnya ketika melawan tim yang dalam prediksi di atas kertas seharusnya bisa mereka kalahkan.
Sedangkan Frank Lampard seperti sempat membuat kesalahan dalam menurunkan susunan pemain pada awal pertandingan melawan Arsenal. Lampard menyimpan Jorginho dan menurunkan pemain asal Italia lainnya keturunan Brasil, Emerson Palmieri.
Lampard tadinya berharap lini tengah yang lebih kokoh dan bertenaga dengan menurunkan para pemain petarungan. Adapun Jorginho lebih dikenal dengan kepandaiannya membaca jalannya pertandingan, punya skill individu yang tinggi, dan memiliki banyak trik untuk memainkan tempo tim maupun merusak ritme lawan.
Setelah ketinggalan 0-1 dan kewalahan menghadapi serangan Arsenal yang bermain canti, Lampard kemudian segera menurunkan Jorginho dalam babak pertama itu.
“Kami perlu mengubah pola pikir dan banyak menang di kandang karena kami sudah banyak kehilangan poin,” kata pemain yang diboyong Maurizo Sarri dari Napoli saat menangani Chelsea ini kepada sejumlah media di Inggris.
“Saya pikir secara mental adalah lebih mudah bermain di markas lawan karena anda sadar harus lebih berjuang. Terkandang ketika anda pergi ke lapangan, saat bermain di kandang, ada perasaan sedikit lebih ringan. Sikap seperti itu perlu diubah,” Jorginho melanjutkan.
Dan, tidak cuma di partai kandang, melawan tim-tim yang di atas kertas di bawah mereka, Chelsea seperti kata Jorginho membutuhkan perubahan strategi. Chelsea sering bermasalah melawan tim yang lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik.
Jorginho menyarankan tim-tim seperti itu dan bukan tak mungkin terjadi lagi di kandang Brighton, Rabu 1 Januari 2020, Chelsea perlu lebih bermain dengan bola-bola langsung ke mulut gawang lawan.
“Terkadang, kami bermain melawan tim-tim yang tidak ingin bermain, hanya bertahan, dan membuat serangan balik, sehingga kita susah untuk mendapatkan ruang bermain,” jelas Jorginho.
“Kami perlu bekerja keras untuk memecahkan kebuntuan itu. Saya pikir anda seharusnya menekan dan mematahkan garis demarkasi itu, berlari lebih banyak di belakang garis lawan,” Jorginho melanjutkan.
“Terkadan, kami tidak melakukan hal itu dan hanya ingin bola terus berada di kaki, dan mungkin kami bisa mengubahnya. Kembali, saya bilang ini soal mental,” Jorginho menambahkan.
Apa yang dijelaskan Jorginho itu terlihat dalam pertandingan Chelsea di kandang Arsenal, Minggu lalu. Setelah unggul 1-0, Arsenal kemudian lebih banyak bertahan dan masukknya gelandang Italia ini mengubah strategi permainan The Blues.