Banur tak lagi menjadi peracik taktik PSIS setelah manajemen mengangkat Dragan Djukanovic sebagai pelatih kepala. Dragan merupakan Direktur Teknik PSIS semasa Banur menjadi pelatih. Dragan datang ke PSIS di ujung kompetisi Liga 1 2019.
Manajemen PSIS mengangkat Dragan sebagai pelatih dan menukar posisi direktur teknik untuk Banur. Awalnya Banur menyetujui tawaran itu.
"Awalnya saya bersedia untuk kebaikan PSIS," kata Banur melalui sambungan telpon, Jumat, 3 Januari 2020.
Banur mengira hanya bertukar posisi dengan Dragan. Menurut dia, sistem kerja akan sama seperti ketika ia menjadi pelatih dan Dragan masih direktur teknik. Saat itu, sebagai direktur teknik, Dragan dapat duduk di bangku cadangan ketika pertandingan.
Namun, setelah Dragan menjabat pelatih, ia membawa asisten dari luar negeri. Hal tersebut membuat Banur merasa tak memiliki kontribusi untuk PSIS. "Posisi direktur teknik hanya nama doang, tidak ada pekerjaan," ucap dia.
Banur akhirnya menolak tawaran menjadi Direktur Teknik PSIS lantaran tak memiliki ruang untuk berkontribusi meski manajemen menawarkan kenaikan gaji untuknya. "Saya makan gaji buta dong," ujarnya.
Karena alasan itulah ia memilih hengkang ke klub lain agar dapat membagi ilmu bermain sepak bola kepada anak asuhnya. Alasan itulah yang kemudian membuatnya batal menerima tarawan menjadi Direktur Teknik tim berjulukan Mahesa Jenar itu.
Setelah resmi tak terikat lagi dengan PSIS, Banur mengaku didekati sejumlah klub baik dari Liga 1 dan Liga 2. Klub-klub itu tengah bernegosiasi untuk mendapatkan jasanya. "Masih nego, tidak bisa disebutkan," kata Banur.
Kini Banur tengah fokus menentukan klub yang bakal ia tukangi di kompetisi tahun ini. "Datang dan pergi di sepak bola hal yang biasa. Di luar negeri juga seperti itu," tuturnya.
JAMAL A. NASHR