TEMPO.CO, Jakarta - Manchester United bisa menjadikan pertandingan semifinal pertama Carabao Cup dinihari nanti, Rabu 8 Januari 2020, menjamu Manchester City sebagai momentum meraih kebangkitan dari sebuah klub yang seperti rakasa tertidur sejak ditinggal Alex Ferguson.
Hal itu terutama menjadi tugas dari sang manajer baru, Ole Gunnar Solskjaer, yang sudah berkiprah sekitar setahun. Setan Merah saat ini sudah masuk lima besar Liga Primer Inggris setelah menjalani 21 pertandingan.
Masih ada 17 pertandingan lagi dan di kejuaraan lain seperti Carabao Cup buat Ole Gunnar Solskjaer untuk menepis atau malah membuyarkan stigma yang dilekatkan pada Red Devils saat ini, yaitu sebagai tim yang “konsisten untuk tidak konsisten.”
Pasalnya, sebagai contoh, setelah beberapa kali bermain meyakinkan, Manchester United seperti tiba-tiba bisa begitu mudah kalah 0-2 di kandang Arsenal.
Padahal, misalnya jika dibandingkan Liverpool yang sangat konsisten itu, gaji per pekan beberapa pemain Manchester United lebih besar.
Ashley Young dibayar 120 ribu pound sterling per pekan atau sekitar Rp 2,19 miliar. Juan Mata 160 ribu pound, Luke Shaw 150 ribu, Aaron Wan-Bissaka 90 ribu, dan Nemanja Matic 120 ribu pound.
Bandingkan dengan gaji per pekan dua bek sayap, Trent Alexander Arnold dan Andrew Robertson, masing-masing 40 ribu dan 50 ribu pound sterling. Kiper termahal di dunia yang ada di Liverpool saat ini, Alisson Becker, “hanya” 90 ribu, dan Sadio Mane yang begitu dahsyat di lini depan Liverpool itu, 100 ribu pound sterling per pekan.
Manajer Ole Gunnar Solskjaer mengungkapkan obsesinya untuk membesar kembali Manchester United. “Kami masih tetap, dalam kepala kami, adalah salah satu klub terbaik di dunia. Tapi, kami tahu itu akan membutuhkan waktu,” kata Solskjaer kepada para wartawan di Inggris.