TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih kiper PSM Makasssar, Hendro Kartiko, mengatakan sikap Fakhri Husaini menolak menjadi asisten bagi pelatih Shin Tae-yong di tim nasional Indonesia merupakan pilihan personal. Mantan kiper tim Indonesia ini mengatakan pilihan itu tidak mengambarkan sikap pelatih lokal secara keseluruhan. "Semua tergantung individu masing-masing ya, menilainya seperti bagaimana. Mungkin apa yang disampaikan coach Fakhri ada benar dan ada tidak benarnya juga," kata dia saat dihubungi Tempo.
Penjaga gawang Indonesia All Star Hendro Kartiko berusaha menangkap bola tendangan pesepakbola Persebaya 1927 pada laga peraehabatan di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, 6 Desember 2015. ANTARA FOTO
Menurut dia, pilihan menangani tim nasional itu panggilan negara. Hendro menyebutkan bahwa tetap terbuka peluang untuk menolaknya. "Kita bisa mengiyakan, bisa tidak seperti itu, karena bukan wajib militer," kata dia.
Selama ini PSSI, kata dia masih tetal memberikan ruang kepada pelatih lokal di tim nasional. "Apresiasi pasti ada, tapi itu tadi semua tergantung individu menilainya seperti apa," ucap dia.
Sebelumnya, Fakhri Husaini memutuskan menolak menjadi asisten Shin Tae-yong di tims Indonesia. Ia menyebutkan bahwa keberhasilannya membawa Amiruddin Bagus Kahfi dan kawan-kaan ke Piala Asia U-19 2020 harus menjadi pertimbangan supaya mempertahankan posisinya sebagai pelatih kepala.
Menurut dia, kalau memang PSSI mau melakukan evaluasi harusnya menunggu setelah Piala Asia U-19 2020. Pengurus, kata Fakhri, bisa memberikan target setingginya kalau memang mau mengukur kapasitas jajaran pelatih. "Contohnya target juara, kan jelas patokannya," kata dia.
Fakhri mengatakan bahwa sikapnya mudah-mudahan bisa mewakili sikap pelatih lokal yang kadang diremehkan kualitasnya oleh pengurus PSSI. Menurut dia, penolakannya sebagai asisten tidak bermaksud mengurangi rasa hormatnya kepada Shin Tae-yong. "Saya bekerja dengan pelatih asing malah bagus, justru saya bisa dapat ilmu. Saya pernah jadi asisten Sergei Dubrovin, saya pernah jadi asisten Peter White juga," kata dia.
Penolakannya menjadi asisten pelatih timnas, kata Fakhri Husaini, bukan berarti sebuah sikap yang tidak nasionalis. Menurut dia, selama ini pelatih lokal yang bekerja sama dengan PSSI tidak pernah negosiasi perihal fasilitas yang diberikan dalam kontrak seperti apartemen maupun mobil. "Kami tidak pernah bicara itu. Kami hanya mau bekerja untuk bangsa dan negara," kata dia.
IRSYAN HASYIM