TEMPO.CO, Jakarta - Fakhri Husaini, pelatih tim nasional U-16 dan U-19 dari 2017 sampai 2019, meminta PSSI tidak lagi membujuknya untuk mengisi posisi asisten pelatih Timnas Indonesia, mendampingi Shin Tae-yong. Pelatih berusia 54 tahun ini menegaskan dirinya mempunyai sejumlah alasan menolak jabatan itu.
"Saya sudah mengatakan tidak mau menjadi asisten pelatih. Jawaban saya sudah final," kata Fakhri kepada Antara di Jakarta, Rabu, 8 Januari 2020.
Berikut sejumlah poin penting di balik keputusan mantan pemain Timnas Indonesia itu:
- Tawaran itu disampaikan oleh Direktur Teknik PSSI
Fakhri menuturkan, saat ada urusan dinas di Jakarta pada 6 Desember 2019, ia ditemui oleh Direktur Teknik PSSI Danurwindo di Hotel Treva. Danur yang mewakili jajaran pengurus federasi sepak bola Indonesia itu menyampaikan tawaran itu kepadanya. Tawaran itu pun langsung ditolak.
"Saya sempat mempertanyakan alasan PSSI menempatkan saya sebagai asisten pelatih apa?" kata dia.
- Fakhri mempertanyakan apakah PSSI meragukan kemampuan pelatih lokal memimpin timnas
Kepada Danur, Fakhri sempat menyampaikan apakah PSSI meragukan kemampuan pelatih lokal untuk memimpin timnas. Kalau ternyata seperti itu, ia menganggapnya sebagai pelecehan terhadap kualitas pelatih lokal. Danur tidak bisa menjawab alasan Fakhri diturunkan sebagai asisten pelatih.
Fakhri mengatakan sikapnya menolak tawaran itu karena indikator PSSI untuk mengevaluasi jajaran pelatih Timnas U-19 tidak jelas. "Kalau saya mau cari aman, cari enak. Enak banget jadi asisten, tanggung jawab tidak ada, beban enggak ada," kata dia.
- Fakhri mempertimbangkan nasib staf kepelatihan yang dipimpinnya
Mantan pelatih timnas era 1990-an ini memikirkan staf kepelatihannya yang berjuang bersama meloloskan Amiruddin Bagus Kahfi dan kawan-kawannya ke Piala Asia U-19 2020 di Uzbeskistan, seperti Mahruzar Nasution dan Sofie Imam Faizal. "Kalau saya jadi pelatih kepala, kami tetap bisa bersama karena kami bukan orang gagal," kata dia.
Menurut dia, kalau memang PSSI mau melakukan evaluasi harusnya menunggu setelah Piala Asia U-19 2020. Pengurus, kata Fakhri, bisa memberikan target setingginya kalau memang mau mengukur kapasitas jajaran pelatih. "Contohnya target juara, kan jelas patokannya," kata dia.
Berikutnya, PSSI terus melobi Fakhri...