TEMPO.CO, Yogyakarta - Putera politikus senior Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, berniat membeli mayoritas saham PSS Sleman yang tengah ditawarkan.
Mumtaz saat ini menjadi salah satu kandidat calon bupati pemilihan kepala daerah Kabupaten Sleman 2020 melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Ia, bersama sejumlah kandidat lain, masih menunggu rekomendasi atau restu dari partai berlogo matahari itu untuk maju dalam Pilkada akan berlangsung September 2020.
Terkait keinginannya membeli saham mayoritas PSS Sleman, Mumtaz membantah jika hal itu menjadi upayanya menjadikan Super Elang Jawa sebagai alat politik untuk memuluskan jalan dalam Pilkada.
“Untuk (keinginan) membeli PSS Sleman kan juga nggak harus buru buru banget, seperti harus bulan ini,” ujar Mumtaz kepada Tempo, Kamis 16 Januari 2020.
Dengan posisinya saat ini yang hendak terjun dalam pilkada, Mumtaz mengaku akan fleksibel untuk menentukan kapan memilih momentum tepat membeli PSS Sleman. “Untuk membuktikan (tudingan tak memanfaatkan PSS sebagai alat politik), saya akan bergabung konsorsium atau sebagai pribadi yang membeli PSS setelah bulan September 2020, setelah Pilkada selesai,” ujarnya.
Mumtaz mengatakan niatnya membeli PSS karena ia ingin klub tersebut bakal makin naik pamornya sehingga ketika dibicarakan orang seperti saat orang membicarakan Persib Bandung atau Persija Jakarta. “Intinya (ingin beli PSS) ya karena memang dari dulu sudah seneng, itu saja, “ ujarnya.
Mumtaz tak khawatir dengan tudingan yang bakal diterimanya jika niatnya membeli PSS lantas dituding hanya sekedar untuk mendongkrak popularitasnya dan menjadi modal pilkada.
Namun ia tetap akan menimbang waktu yang tepat kapan harus membeli saham mayoritas klub itu yang dibanderol seharga Rp 15-20 miliar.
“Yang jelas saat ini sebelum memutuskan beli (saham mayoritas PSS), saya masih menunggu konsultasi dengan Bang Erick (Thohir, menteri BUMN -yang dianggap Mumtaz sebagai guru bisnisnya),” ujarnya.
Jika Erick dalam komunikasi dengannya menilai membeli PSS menguntungkan, maka Mumtaz baru berani membelinya. Namun sebaliknya, jika Erick menilai tak menguntungkan, ia pun akan berpikir ulang.
“Jadi niat saya beli ada tiga pertama karena suka bola, kedua PSS klub kebanggaan saya sejak kecil (sebagai warga Sleman), dan ketika pas ada peluang karena dijual sahamnya,” ujar Mumtaz.
Mumtaz mengaku mendapatkan informasi bahwa saham mayoritas PSS dijual bukan secara langsung dari pemiliknya, Soekeno. Melainkan dari rekannya di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) saat sedang ada kegiatan di Jakarta. “Saat diberitahu teman Hipmi kalau saham PSS mau dijual sejak tahun kemarin, baru saya tanya pak Soekeno langsung dan ternyata benar, saya juga tertarik beli,” ujarnya.
Hanya saja, Mumtaz Rais mengaku saat ini pembahasan dengan Soekeno soal saham PSS Sleman yang akan dibeli itu belum mendalam. Masih sebatas obrolan biasa yang belum bicara soal kepastian harga pas dan juga akan seperti apa pembayarannya. “Kalau mau bicara lebih lanjut soal pembelian saham itu, saya tetap akan tunggu saran dari Bang Erick, dia yang sangat paham bagaimana cara me-manage football club,” katanya.
PRIBADI WICAKSONO