TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan pelatih Liverpool Jurgen Klopp untuk memainkan tim junior pada pertandingan ulang babak keempat Piala FA menjadi pukulan bagi Shrewsbury. Tim divisi tiga itu akan kehilangan banyak potensi pendapatan.
Liverpool akan menjamu Shrewsbury di Anfield, Rabu dinihari nanti, 5 Februari 2020. Kedua tim bermain imbang 2-2 pada pertemuan pertama.
Klopp memilih menurunkan tim junior dalam jadwal yang dibuat dadakan ini. Ia dan para pemain utama klub itu memilih menikmati waktu libur jeda kompetisi Liga Inggris, seperti klub pesaingnya.
Pelatih Sam Ricketts menilai putusan Liverpool merugikan pihaknya dari segi pendapatan. “Pendapatan itu sangat penting bagi klub seperti kami, yang mandiri, untuk seseorang seperti kami jika kami bermain dengan tim utama Liverpool," kata dia.
Ia menyatakan, bila bermain melawan tim utama, tim asuhannya menghasilkan 500 ribu pound sterling (Rp 8,9 miliar) hingga 600 ribu pound streling (Rp 10,7 miliar). "Bila melawan tim kami mungkin hanya mendapat 100 ribu hingga 150 ribu pounds (Rp 2,6 miliar)," kata dia.
Baginya selisih seperti itu sangat berarti. "Di klub seperti kami, setiap sen itu berharga. Ini adalah kekecewaan terbesar, kita akan kekurangan pendapatan," kata dia,
Meski bermain di Anfield, Shrewsbury akan menerima biaya siaran sebesar 72 ribu pound (Rp 1,2 miliar) dan 45 persen dari pendapatan tiket.
Perlu diketahui, sebelumnya Shrewsbury dapat menghasilkan 1 juta pounds (Rp 17,8 miliar) saat berlaga di pertandingan putaran kelima melawan Manchester United pada tahun 2016. Dengan uang tersebut, mereka membangun tempat latihan baru.
Ricketts menambahkan, "Uang itu menjadi kesempatan untuk membangun sesuatu yang bertahan selama sepuluh hingga 15 tahun, sebagai warisan yang nyata."
Saat melakukan latihan menjelang melawan Liverpool, gelandang Shrewsbury, Josh Laurent, terlihat mengenakan kaos bertuliskan ‘Anfield cup invasion'. Merekaakan disemangati 8.000 penggemar sendiri, yang akan hadir di Anfield.
THE SUN | NURUL FARA
