TEMPO.CO, Jakarta – Manajer Manchester City, Pep Guardiola, mengatakan bahwa menjuarai Liga Champions adalah penting tetapi meraihnya bukan menjadi obsesi. Menurut mantan pelatih Barcelona ini, dirinya hanya bisa berusaha sebaik-baiknya tetapi tidak akan fatal jika gagal.
Guardiola sudah memenangi Liga Champions sebanyak tiga kali. Semuanya dia raih ketika ia menangani Barcelona.
Saat masih menjadi pemain, dia merupakan andalan Johan Cruff ketika mengalahkan Sampdoria di akhir musim 1991/1992. Sebagai pelatih, dia sukses memimbing timnya pada musim 2008/09 dan 2010/11.
Sejak meninggalkan Camp Nou, Guardiola belum bisa meraih kembali piala terbesar Eropa tersebut, meski mendominasi di Jerman dan Inggris bersama Bayern Munich dan Manchester City. Bahkan, klub yang kini ditangani pelatih asal Spanyol ini belum pernah bisa melewati babak 8 besar Liga Champions. Meski begitu, ia tak akan menjadikan kejuaraan itu sebagai obsesinya.
“City adalah sebuah klub yang selama satu dekade hanya ingin bertahan di Liga Premier. Tapi tiba-tiba, mereka dibeli oleh beberapa orang dari Abu Dhabi yang membantu mereka membuat langkah untuk memenangi empat liga dalam satu dekade,” ujar Guardiola, seperti dikutip dari Goal.
Ia kemudian menambahkan, “Sekarang yang mereka belum punya hanya piala Liga Champions dan wajar bahwa sekarang mereka menuntutnya. Justru bagus mereka memintanya. Saya akan mencoba. Kalau tidak (menang) tahun ini, ya tahun depannya lagi. Dunia tidak akan berakhir jika tidak memenanginya.”
Pada babak 16 besar kali ini, Guardiola akan kembali menjumpai Real Madrid, tim yang menjadi musuh lamanya. Dalam sejarahnya, pelatih asal Spanyol ini sering menaklukan Los Blancos semasa dia di Barcelona, terutama ketika mereka membantai Madrid sebesar 6-2.
Manchester City akan bertamu di kubu Real Madrid dalam babak 16 besar Liga Champions pada Februari 26, dengan laga kedua pertandingannya dimainkan di kandang City pada 17 Maret.
GOAL | BILLY ADISON ADITIJANTO