9. Gian Zola
Gelandang Persib Gian Zola menatap asa baru menjelang bergulirnya kompetisi Liga 1 musim 2020. Zola yang musim lalu kerap absen membela Maung Bandung karena sejumlah kesibukan di luar sepakbola, kini siap kembali berkonsentrasi.
Meski harus bersaing dengan nama-nama tenar di lini tengah seperti, Omid Nazari, Dedi Kusnandar, hingga Abdul Aziz, pemain bernomor punggung 18 ini mengaku optimistis. "Namanya bersaing itu pasti ada dalam setiap tim. Alhamdulilah sekarang sudah fokus lagi dan siap menjawab kepercayaan pelatih (Robert Alberts)," tegas kakak kandung Beckham Putra Nugraha ini.
Zola kini sudah memperpanjang kontraknya bersama Persib untuk dua musim ke depan. Hal tersebut tentunya menjadi motivasi tersendiri bagi pria asli Gedebage tersebut. "Pasti saya ingin memberikan yang terbaik untuk Persib. Saya yakin musim 2020 ini bakal jauh lebih baik dari musim 2019," kata dia.
10. Dedi Kusnandar
Menjadi pemain Persib adalah impian Dedi Kusnandar sejak kecil. Namun hal itu tak dicapainya dengan mudah. Perjalanan yang penuh lika-liku harus dilewati pemain yang akrab disapa Dado tersebut.
Pemain Persib Bandung, Dedi Kusnandar. (Instagram/@persib_official)
Pria kelahiran Kabupaten Sumedang, 23 Juli 1991 ini mengawali langkahnya menjadi pemain sepakbola sejak bermain untuk Sekolah Sepakbola UNI Bandung. Berkat kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar, Dado pun mendapatkan kesempatan bergabung dengan Persib U-21 pada tahun 2005.
Di tahun 2008, pemain yang berposisi sebagai gelandang ini hijrah ke klub Pelita Jaya U-21. Di sana ia justru berhasil memperlihatkan kepiawaiannya dengan menjadi pemain terbaik Liga Super Indonesia U-21 2009 dan membawa juara menjadi Pelita Jaya.
Pencapaian tersebut membuat Dado ditarik ke skuat senior Pelita Jaya dan sempat berkelana ke sejumlah klub besar seperti Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya, sebelum akhirnya berlabuh ke PERSIB pada tahun 2015.
Selain di klub, pemain yang identik dengan nomor punggung 11 ini juga mendapat kepercayaan bermain bersama Tim Nasional. Dado memperkuat Tim Nasional Indonesia U-23 di ajang Asian Games 2014. Saat itu Dado menjadi kapten bagi timnya.
Tahun 2015 adalah puncak pencapaian tertinggi Dado bersama PERSIB. Ia sukses membawa tim kebanggaannya itu menjadi juara dalam turnamen Piala Presiden 2015.
Dado terpaksa bertualang lagi pada tahun 2016. Sebab, di kompetisi di tanah air mendapat skorsing dari FIFA. Ia pun memutuskan untuk hengkang ke klub asal Malaysia, Sabah FA dan sempat menjadi kapten bagi timnya.
Walau ditawari perpanjangan kontrak oleh Sabah FA, Dado memilih kembali ke Persib sampai dengan hari ini.
Dado dikenal sebagai gelandang tengah yang dinamis. Selain mahir dalam memberikan umpan, ia juga cekatan dalam memutus serangan lawan. Keseimbangan dan ketenangannya itulah yang membuat setiap pelatih senantiasa memakai jasanya.
Bersama Persib, Dado sudah mengumpulkan 67 caps. Namun, ada sebuah ambisinya selama ini yang belum kunjung terwujud. Yaitu membawa Pangeran Biru menjadi juara liga. “Persib adalah klub tanah kelahiran saya. Rasa cinta yang membawa saya ke sini. Pastinya, saya selalu siap berjuang untuk tim ini dan membawa Persib ke podium juara,” kata dia.
PERSIB.CO.ID | ANTARA