TEMPO.CO, Jakarta - Manchester City terancam mendapat skorsing dari pengelola Liga Primer Inggris. Hal itu kemungkinan terjadi setelah badan sepak bola Eropa, UEFA, menghukum City tidak boleh tampil dalam Liga Champions selama dua tahun. Larangan dari UEFA itu berlaku mulai musim kompetisi 2021-2022.
Asosiasi Persatuan Sepak Bola Eropa (UEFA) menjatuhkan skorsing dua tahun buat Manchester City di Liga Champions. Pasalnya, mereka menemukan pelanggaran City terhadap peraturan Financial Fair Play. Peraturan dari UEFA ini adalah klub dilarang menghabiskan dana lebih banyak dari apa yang diterimanya dari pemasukan.
Pelanggaran yang dilakukan City terkuak berkat berita laporan investigasi Der Spiegel, majalah dari Jerman, Maret lalu. Majalah ini menemukan kontrak iklan dan sponsor di juara bertahan Liga Primer yang bermarkas di Stadion Etihad, Manchester tersebut, direkayasa lebih mahal dibandingkan harga aslinya di antara 2012 dan 2016.
Tindakan rekayasa itu diduga sebagai upaya pemilik klub Manchester City dari Qatar untuk menggelontorkan uang mereka ke klub. Hal itu sebagai sisasat untuk mengelabui aturan Financial Fair Play UEFA.
Manchester City diberi waktu selama 10 hari untuk mengajukan banding terhadap hukuman yang diberikan UEFA itu.
Tapi, sementara itu, pengelola Liga Primer Inggris juga dikabarkan akan melakukan pemeriksaan sendiri terhadap pelanggaran tersebut yang bisa berujung pada hukuman, skorsing, atau pengurangan poin yang akan diberikan kepada Manchester City. Juventus di Seri A Liga Italia pernah pernah mengalaminya pada skandal pengaturan pertandingan Calciopoli.
Belum ada komentar dari pengurus Manchester City atau pengelola divisi tertinggi Liga Inggris. Tapi, ketua eksekutif Liga Primer Inggris yang baru, Richard Masters, membenarkan bahwa penyelidikan terhadap dugaan skandal keuangan Manchester City akan berlanjut.
ESPN SOCCERNET | GUARDIAN | SKY SPORTS