TEMPO.CO, Jakarta - Cederanya Son Heung-min yang menyusul Harry Kane, yang lebih dulu absen, berakibat kontan buat Tottenham Hotspur. Dalam laga perdelapan final Liga Champions, Rabu lalu, mereka harus bertekuk lutut di hadapan klub Bundesliga, RB Leipzig.
Penalti Timo Werner tak mampu dibalas pasukan Jose Mourinho. Padahal mereka bertarung di kandang sendiri.
Manajer Tottenham Jose Mourinho menyebutnya sebagai laga yang tak adil. “Kayak duel dengan pistol tanpa peluru,” katanya.
Tanpa ada striker, The Lilywhites tampil ompong. Sebelumnya, saat tak ada Kane, pemain Korea Selatan Son bisa menambal kekurangan itu. “Spurs patah hati dengan tim yang tak sempurna,” kata Mourinho.
Pelatih Tottenham Hotspur Jose Mourinho. Reuters
Namun semua itu harus disudahi. Begitu kata pemain sayap Lucas Moura, 27 tahun. Tak ada lagi yang harus ditangisi. Mereka harus menepis lara.
“Kami kehilangan dua striker sekaligus. Tapi kami punya banyak pemain bagus yang bisa mencetak gol,” ujarnya seusai laga.
Lagi pula, kata bekas pemain Paris Saint-Germain itu, mereka bermain tidak buruk-buruk juga. Dalam laga itu, dia bersama Dele Alli diplot Mourinho sebagai penyerang.
Meski punya banyak peluang, tak ada hasil yang menggembirakan. “Kami kalah, tapi bukan berarti semuanya selesai,” ucapnya. “Kami masih bisa lolos.”
Laga berikutnya akan digelar pada 3 Maret di kandang Leipzig. Sebelum itu, mereka masih punya ujian berat. Nanti malam, mereka akan bertanding di Stamford Bridge, kandang Chelsea.
Laga ini amat penting untuk keduanya. Chelsea, sang tuan rumah, harus mempertahankan posisinya di empat besar.
Sebaliknya, Tottenham Hotspurs—yang kini berada di posisi kelima klasemen—berusaha keras untuk menyikut Chelsea. Dengan selisih satu poin, tambahan tiga angka mutlak harus mereka dapatkan.
Namun, dengan senapan tanpa peluru itu, apakah mereka bisa meraup poin? Lucas Moura tetap optimistis.
“Ini kesempatan besar,” katanya. “Posisi yang sudah lama kami inginkan. Saya percaya pada teman-teman untuk memenangi laga ini.”
Moura sendiri mengaku siap dengan laga ini. “Saya akan berikan yang terbaik untuk mencetak gol,” tuturnya.
Chelsea—yang baru saja sempoyongan digebuk Manchester United, 2-0, pekan lalu—bertekad bangkit. Mereka wajib mengamankan posisi empat besar.
Bek Manchester United Harry Maguire, melakukan selebrasi bersama rekannya usai mencetak gol ke gawang Chelsea dalam pertandingan Liga Inggris di Stamford Bridge, London, 18 Februari 2020. REUTERS/Hannah McKay
Terlebih, dibanding Spurs, mereka punya banyak waktu istirahat. Pasukan Frank Lampard pekan ini belum turun di Liga Champions.
Mourinho paham betul kondisi nan berbeda di antara mereka. “Para pemain Chelsea melihat kami di televisi,” ujarnya. “Mereka menyaksikan sambil minum limun dan biskuit.”
Lawan lebih bugar, sedangkan timnya sedang ompong. Mourinho tentu harus putar otak. “Saya akan memaksimalkan dengan apa yang ada,” katanya.
THEHOUR | DAILYMAIL | MIRROR | IRFAN B.