TEMPO.CO, Jakarta - Liga 1 2020 akan dimulai. Satgas Antmafia Bola sudah bersiap-siap bertugas. Memerangi mafia bola, pengaturan skor pertandingan, dan suap memang sangat penting. Apalagi hantu bernama suap ini yang pernah membuat kompetisi sepak bola semiprofesional yang pertama digagas di Indonesia pada periode 1980-an, yaitu Liga Sepak Bola Utama atau legendaris dengan akroninim sebutannya, Galatama, akhirnya rontok.
Pada era Galatama ini tumbuh subur –jauh lebih banyak dibandingkan tim yang lepas dari bayang-bayang warisan tim perserikatan amatir seperti sekarang- klub swasta seperti Niac Mitra, Perkesa, Tidar Sakti, Warna Agung, dan lainnya. Tapi, skandal benama suap, pengaturan skor, dan kawan-kawannya ini pelan tapi pasti merontokkan mereka.
Jauh sebelumnya, pada era pelatih legendaris Antun “Toni” Pogacnik di tim nasional Indonesia pada era 1960-an, badai suap juga menerjang sejumlah pemainnya sebelum tampil di Asian Games.
Bertaruh memang mungkin sebagian dari naluri manusia untuk mengarungi kehidupannya. Sebuah petualangan. Di kompetisi liga-liga Eropa, yang bursa taruhan dilegalkan itu saja, masih bisa terjadi manipulasi pengatuan pertandingan. Hal itu pernah merontokkan dominasi Juventus di Seri A Liga Italia beberapa tahun lalu dengan skandal yang terkenal dengan sebutan calciopoli.
Tidak hanya untuk kebutuhan pertaruhan atau judi saja, kepentingan untuk meraih sukses secara instan juga memicu terjadinya skandal pengaturan pertandingan yang juga terjadi dalam sejarah persepakbolaan Indonesia.
Karena itu, keseriusan pengurus PSSI sekarang dipimpin Komisaris Jenderal Polisi, Mochamad Iriawan, patut diapresiasi, dengan semakin mengintensifkan Satgas Antimafia Bola, yang melibatkan pihak kepolisian secara aktif dan kabar terakhir menggandeng Pusat Polisi Milter (Puspom) TNI. Mereka ini bahkan tak cuma mengawasi jalannya Liga 1, 2, dan divisi di bawahnya, tapi juga dalam proses seleksi untuk tim nasional Indonesia buat Piala Dunia U-20 pada 2021 karena kita menjadi tuan rumah.
Tapi, mungkin yang perlu diingatkan, agar jalannya kompetisi sepak bola Liga 1 2020 dan liga-liga di bawahnya serta seleksi untuk menjadi pemain Timnas U-20 untuk Piala Dunia U-20 ini tidak kehilangan daya tariknya karena mereka kehilangan kegembiraan atau gairahnya bermain di lapangan. Hal itu bisa saja terjadi hanya karena mereka merasa tertekan dalam suasana pengawasan seperti menghadapi situasi darurat.
Kinerja Satgas Antimafia Bola mesti diimbangi dengan sejumlah kebijakan yang bisa membuat Liga 1 2020 dan pembinaan tim nasional untuk Piala Dunia U-20 dan kejuaraan lainnya semakin profesional dan berprestasi.