TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan video asisten wasit (VAR) di Liga Inggris kian kental mewarnai hasil. Banyak keluhan yang kemudian muncul.
Keluhan terbaru dilontarkan Manajer Everton, Carlo Ancelotti, Ahad lalu. Karena protesnya yang terlalu keras, dalam laga melawan Manchester United yang berakhir 1-1, pelatih asal Italia itu pun mendapat kartu merah.
Ancelotti diusir karena melakukan protes keras penuh amarah kepada wasit Chris Kavanagh setelah peluit akhir di Goodison Park. Ia tampaknya frustrasi karena gol Everton di menit akhir laga, lewat Dominic Calvert-Lewin, dibatalkan dengan bantuan VAR karena dinilai offside.
Berkat bantuan VAR, MU beruntung tak kalah di laga itu. Menurut The Sun, peruntungan Si Setan Merah cukup tinggi terkait penggunaan teknologi untuk membantu obyektivitas wasit ini. Klub tersebut bahkan menjadi tim paling diuntungkan di antara klub Liga Inggris lain.
Media itu membuat analisis dan pemeringkatan berdasarkan hasil penggunaan VAR atas gol yang terjadi. Bila putusan VAR itu menguntungkan (gol dinyatakan sah atau gol lawan dibatalkan), maka klub tersebut diberi nilai plus. Bila sebaliknya, klub tersebut diberi nilai negatif.
Inilah hasil analisisnya:
Manchester United: + 8
Brighton: +7
Crystal Palace: +5
Burnley: +4
Southampton: +3
Leicester: +1
Liverpool: +1
Manchester City: +1
Newcastle: +1
Tottenham: +1
Bournemouth: 0
Watford: -1
Arsenal: -2
Everton: -2
Aston Villa: -3
Chelsea: -4
Wolves: -5
Sheffield: -6.
Bisa dilihat dari daftar itu, MU menjadi klub yang paling sering diuntungkan VAR. Fakta ini tentu tak selalu berarti negatif. Offside atau pelanggaran yang tak terlihat oleh wasit, biasanya bisa ditelaah dengan lebih jelas oleh VAR.
Chelsea termasuk tim besar yang paling sering dirugikan VAR. Yang menarik, salah satu penggunaan teknologi yang disorot suporter The Blues adalah saat mereka dikalahkan Man United 0-1 pada 18 Februari lalu.
Usai laga itu, suporter Vhelsea menuding wasit Anthony Taylor dan petugas VAR Chris Kavanagh, yang sama-sama berasal dari Manchester, telah mengatur pertandingan agar menguntungkan MU. Soalnya, dalam laga tersebut, dua gol Chelsea dibatalkan karena VAR.
Gol Chelsea pertama dari Kurt Zouma dibatalkan karena offside. Teknologi itu juga membatalkan gol Olivier Giroud ke gawang Manchester United karena sebab sama.
Tentu tudingan suporter Chelsea itu tak dilandasi bukti yang nyata. Mamun, satu hal pasti, VAR belakangan kian banyak mempengaruhi hasil, membuat suporter dan pelatih yang dirugikan kian kerap meradang.
THE SUN | MIRROR