TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih PSM Makassar Bojan Hodak mengatakan pertandingan melawan Kaya FC-Iloilo dalam laga lanjutan babak penyisihan Grup H Piala AFC 2020 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 Maret 2020, dimulai dengan permainan yang buruk. Hal ini karena timnya harus bermain dengan 10 pemain pada menit ke-10 setelah Dedi Gusmawan mendapatkan kartu merah.
"Tidak ada pilihan banyak selain melakukan counter attack setelah itu," ujar Bojan usai laga di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa, 10 Maret 2020. Pertandingan yang berlangsung tanpa penonton ini dimulai pukul 15.30.
Menurut dia, dalam laga ketiga Grup H Piala AFC itu pemain tim Juku Eja telah menampilkan permainan terbaik. Selain bermain dengan 10 pemain sejak awal pertandingan, beberapa pemain pilar seperti Firza Andika tidak bisa dimainkan karena kondisinya tidak fit. Situasi ini berpengaruh pada taktik tim.
"Kami memainkan empat pertandingan dalam dua belas hari terakhir, paling tidak anak-anal telah memberikan usaha terbaik mereka. Saya senang dengan sikap yang mereka tunjukkan," ujarnya.
Bek Dedi harus keluar lapangan pada menit ke-10 setelah melakukan pelanggaran kedua sehingga mendapatkan kartu kuning kedua. Padahal dua menit sebelumnya dia sudah diganjar kartu kuning pertama.
Meski bermain dengan sepuluh pemain, PSM mampu mencetak gol pada menit ke-22. Gol ini diciptakan oleh Osas Saha. Dia berhasil menyelesaikan umpan terobosan dari rekannya.
Kaya FC mencetak gol balasan pada menit ke-50 melalui Eric Giganto. Kedudukan pun berubah menjadi imbang 1-1.
Hasil imbang yang diraih PSM Makassar ini membuat tim asuhan Bojan Hodak harus bekerja keras untuk sisa laga babak penyisihan Piala AFC 2020 sebab mereka baru mengemas satu kemenangan kandang saat menjamu Shan United 2-0 pada 26 Februari lalu. Sebelumnya, PSM kalah 2-1 saat bermain di markas Tampines Rovers FC.
IRSYAN HASYIM