TEMPO.CO, Jakarta - “Saya membesarkan klub ini hampir selama 20 tahun,” kata Daniel Levy, ketua Tottenham Hotspur, seperti dikuti The Telegraph. “Dan, ada banyak halangan. Tapi, yang paling serius dari semua itu adalah pandemi Covid-19.”
Levy memperingatkan krisis yang diakibatkan dari pandemi virus Covid-19 bisa mengancam stabiltas masa depan keuangan Tottenham Hotspur. Musim lalu, mereka menggeser Arsenal dan Chelsea sebagai klub dari London yang paling banyak mendapat keuntungan setelah menembus babak final Liga Champions Eropa.
Tapi, sebelum pandemi virus itu menyerang, Tottenham sudah menghabiskan 184 juta pound sterling atau sekitar Rp 3,38 triliun sejak Juli 2019 untuk membeli para pemain baru.
Itu sebabnya Levy menegaskan lebih setuju Liga Primer Inggris musim kompetisi 2019-2020 ini bisa dilanjutkan dan diselesaikan daripada dinyatakan batal. “Tapi, hal itu hanya akan terjadi jika liga bisa dilanjutkan dengan prosedur keamanan yang ketat. Prioritas kami adalah kesehatan dan keamana para staf, pemain, mitra, suporter dan keluarganya.”
Ada empat bisnis utama Tottenham Hotspur yang sekarng terganggu karena Liga Primer Inggris dihentikan sampai 4 April 2020, yaitu sponsor, penerimaan uang dari penonton di stadion, makanan dan minuman, dan hak siar media televisi.
Pemasukan dari sponsor dan pelayanan perusahaan naik menjadi 120,3 juta dari 93,4 juta pound sterling telah menolong mereka mendirikan stadion baru yang megah, Tottenham Hotspur Stadium, yang juga dijadwalkan akan menjadi arena pertandingan tinju kelas berat dunia.
Tanguy Ndombele diyakini sebagai pembelian Tottenham Hotspur yang paling mahal, yaitu sekitar 60 juta pound dari Lyon. Giovani Lo Celso, yang semula dipinjam kemudian dibeli dari Real Betis, menghabiskan sekitar 57 juta pound.
Para pemain baru yang dibeli lainnya antara lain adalah Ryan Sessegnon (25 juta pound), Jack Clarke (10 juta pound), dan Steven Bergwijn (30 juta pound).
Pelatih baru, Jose Mourinho, sudah membuat Tottenham Hotspur tersingkir pada 16 besar Liga Champions. Tottenham sekarang masih berada di luar empat besar zona Champions, dengan berada di urutan kedelapan Liga Primer Inggris memasuki sembilan pertandingan terakhir.
Tak terbayangkan betapa kecewanya Daniel Levy jika Tottenham Hotspur tak sempat berjuang habis-habisan lebih dulu sampai akhir musim jika liga musim ini dibatalkan karena pandemi virus corona.