TEMPO.CO, Jakarta - Komentator sepak bola yang juga mantan pemain Arsenal, Paul Merson, menyebut bahwa Mesut Ozil secara tidak sengaja menjadi masalah besar dalam perselisihan kontrak Pierre-Emerick Aubameyang di Emirates.
Aubameyang menunda menandatangani kontrak baru di Arsenal. Saat ini kontraknya di Emirates hanya tersisa satu tahun.
Apabila penyerang berusia 30 tahun itu tidak meneken kontrak anyar dalam beberapa bulan mendatang, The Gunners dapat menjualnya pada bursa transfer musim panas mendatang.
Arsenal putus asa untuk mengikat kapten mereka ke persyaratan baru. Namun mereka juga waspada bakal kehilangan Aubameyang secara gratis jika kontraknya berakhir.
The Gunners diyakini telah mengajukan tawaran kepada perwakilan Aubameyang tetapi pemain internasional Gabon itu belum mau menekennya karena ingin melihat apakah Arsenal lolos ke Liga Champions musim depan.
Pemain Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang dan Mesut Ozil tampak kecewa di akhir laga lanjutan Liga Inggris melawan Southampton di Stadion Emirates, London, 23 November 2019. Dalam laga ini, Arsenal ditahan Southampton 2-2. REUTERS
Merson meyakini Arsenal saat ini berada dalam posisi yang sulit. Dan itu, menurut dia, karena kontrak Mesut Ozil. Saat ini pemain Jerman itu mempunyai penghasilan tertinggi di klub, lebih besar dibanding Aubameyang.
Mersok mengatakan keapda Sky Sports, "Ini akan menjadi bencana besar bagi Arsenal jika mereka kehilangan Aubameyang. Namun, keputusan itu akan ditimbang dan setidaknya itu akan menjadi keputusan klub tetap apa yang mereka lakukan."
"Apakah mereka memberinya 300.000 pound sterling (setara dengan Rp 5,6 miliar) per minggu? Saya selalu mengatakan mereka akan memiliki masalah sampai Mesut Ozil meninggalkan klub."
"Setiap hari dia ada di sana, setiap pemain top lainnya akan menginginkan apa yang dia dapatkan. Ini masalah besar dan bukan yang baru."
Manchester United adalah salah satu klub yang menginginkan Aubameyang. Selain itu, klub La Liga, Real Madrid dan Barcelona juga kabarkan berminat kepadanya.
Arsenal tentu tidak ingin berada dalam kesulitan yang sama seperti saat mereka kehilangan Aaron Ramsey yang pindah ke Juventus secara gratis atau dipaksa menerima tawaran pemotongan harga.
Aubameyang dihargai sekitar 50 juta pound sterling atau setara Rp 942 miliar. Namun, melihat kebuntuan saat ini, menurut Merson, Arsenal mungkin hanya bisa menjual dengan harga 35 pound sterling atau setara Rp 659 miliar.
"Jika mereka ingin mempertahankan Aubameyang, mereka harus membayarnya dengan uang besar, tetapi Arsenal mungkin akan melihatnya dan berpikir jika kami memberinya 300.000 pound sterling per minggu selama dua atau tiga tahun ke depan, apakah ia akan menjadi pemain yang sama?" kata Merson.
"Dia hampir berusia 31 tahun dan pada saat dia berusia 34 tahun dia tidak akan menjadi pemain yang sama. Saya tidak peduli siapa Anda, pada usia 34 Anda bukan pemain yang sama."
"Arsenal juga mungkin mempertimbangkannya apakah mereka akan memenangkan Liga Premier atau masuk ke empat besar dalam beberapa tahun mendatang jika mereka membayar Aubameyang 300.000 pound sterling per minggu."
"Mereka belum benar-benar melakukannya dengan dia di sana, sehingga mereka dapat melihatnya dan mengatakan itu adalah bisnis yang baik untuk membiarkannya pergi."
Dia menambahkan, "Ada juga bahaya memberinya uang besar, sama seperti yang mereka lakukan dengan Ozil, dan kemudian setiap pemain lain menginginkan hal yang sama."
"Itu akan membawamu langsung ke skenario Ozil dan jika kamu menghabiskan semua uang itu untuknya dan kamu tidak masuk ke empat besar itu bukan cara menghabiskan uang dengan baik," tuturnya.
MIRROR