TEMPO.CO, Jakarta - Dua klub Manchester, Manchester City dan Manchester United, mengeluarkan kebijakan populis dan manusiawi, yang berpotensi kian membebani keuangan mereka.
Manchester city setuju untuk membayar para pekerja lepasnya hingga akhir musim, seandainya kompetisi terhenti karena virus corona. Klub itu telah menulis soal janjinya itu kepada sekitar 1.000 pekerja lepas.
Para pekerja lepas ini biasanya bekerja saat City menjalani partai kandang sebagai pelayan, petugas tiket dan operasional lainnya. Pada Rabu, mereka telah menerima surat dari City, melalui email, yang ditandatangani oleh kepala operasi klub Omar Berrada.
Pertandingan yang dijanjikan akan masuk hitungan pembayaran termasuk pertandingan tunda melawan Arsenal dan Burnley, serta lima jadwal pertandingan lainnya. Selain itu ada leg kedua 16 Liga Champions melawan Real Madrid.
Sementara itu, Manchester United yang sebelumnya sudah menjanjikan hal sama pada para pekerja lepasnya, kini menghadapi masalah lain. Mereka didesak pemilik tiket terusan di tengah ketidakpastian kompetisi karena pandemi COVID-19.
Perwakilan suporter pemegang tiket, Manchester United Supporters Trust, mempertanyakan nasib tiket mereka. MU pun menerima perwakilan itu, Rabu.
Dalam pertemuan disepakati bahwa MU akan membayar kembali tiket itu bila pertandingan tak jadi digelar atau bila pertandingan harus digelar tanpa penonton. Menurut The Sun, jumlah yang harus dibayar Si Setan Merah mencapai 6 juta pound sterling (Rp 116 miliar).
Pasukan Ole Gunnar Solskjaer masih memiliki empat jadwal Liga Inggris yang harusnya digelar di Old Trafford musim ini. Ada sekitar 50.000 pemegang tiket Manchester United musim untuk setiap pertandingan itu dengan biaya total per pertandingan sekitar 1,5 juta pounds.
Sepak bola di Inggris saat ini ditunda hingga setidaknya 30 April di tengah pandemi virus corona, yang telah menyerang hampir 450.000 orang di seluruh dunia.
MIRROR | DAILY STAR