TEMPO.CO, Jakarta - Penghentian sementara kompetisi Liga Inggris di semua level akibat pandemi virus corona mulai membawa dampak buruk. Pemotongan dan penundaan gaji mulai terjadi di kompetisi di divisi lebih rendah.
Birmingham, klub Championship, sudah meminta pemainnya untuk menyepakati pemotongan gaji sebanyak 50 persen bagi yang memiliki gaji di atas 6 ribu pound sterling per pekan. MK Dons, klub Ligue 1, juga sudah mengumumkan rencana pemotongan gaji pemain dan hanya akan membayar stafnya 80 persen dari gaji mereka.
Selain dua klub itu, banyak klub lain yang kini sudah mengajukan izin untuk menunda pembayaran gaji pemain dan staf mereka hingga tiga bulan.
English Football League (EFL), pengelola kompetisi divisi bawah Liga Inggris, telah menyadari kesulitan klub-klub dan sudah mengucurkan bantuan senilai 50 juta pound sterling (Rp 971 miliar). Namun, bantuan itu kemungkinan tak banyak membantu, terutama bila kompetisi tak segera bergulir lagi.
Sejauh ini belum ada Klub Liga Primer yang memotong gaji pemainnya. Namun Asosiasi Pemain Profesional (PFA) menilai hal itu hanya persoalan waktu saja.
Melihat kondisi yang ada, juga kian merebaknya kekhawatiran di kalangan pemain, PFA pun meminta untuk bertemu dengan Premier League dan EFL. Pertemuan tersebut kemungkinan akan digelar Senin mendatang.
PFA pun mengeluarkan pernyataan soal alasan mereka minta bertemu. “Seperti halnya industri lain, krisis COVID-19 saat ini berdampak besar pada keuangan klub. Beberapa klub telah mendekati pemain dengan tujuan untuk memberlakukan penundaan pembayaran."
Mereka melanjutkan, "Untuk menghadapi situasi ini, kami telah menyerukan pertemuan darurat dengan Liga Premier dan EFL untuk membahas bagaimana kita bisa menemukan solusi."
Pemerintah Inggris sejauh ini hanya siap mengulurkan bantuan minimal lewat programnya. Mereka menyatakan bahwa semua pemain di semua tingkatan akan dibayar 80 persen dari upah mereka hingga 2.500 pounds (Rp 48 juta) per bulan.
Seperti diketahui, sepak bola di Inggris dihentikan setidaknya hingga 30 April karena virus corona. Klub-klub dipastikan kehilangan pemasukan dari tiket dan siaran televisi.
METRO | MIRROR