TEMPO.CO, Jakarta - Pemain sayap Chelsea, Pedro, yang juga mantan bintang Barcelona dan Spanyol, berbicara tentang kesehariannya yang jauh dari anak dan keluarganya. Pemain berusia 32 tahun ini tak bisa pulang ke negaranya, ketika liga dihentikan, karena ada isolasi atas terjadinya pandemi virus corona.
“Adalah berat untuk tidak melihat anak anda, keluarga anda, dan saudara kandung anda. Tidak bisa berada dekat dengan mereka disebhakan situasi yang rumit merupakan saat sulit buat kami semua,” kata Pedro di situs Chelsea.
“Kami secara teratur berhubungan melalui telepon. Terus berkomunikasi dalam masa isolasi ini. Tentu saja, kami ingin berada. Tapi, untuk alasan keaman adalah tidak mungkin. Kami berusaha semaksimal mungkin melewati semua ini,” Pedro melanjutkan.
Pedro mengatakan saat ini Spanyol menjalankan program karantina atau lockdown secara total. “Polisi dan angkatan bersenjata di jalan-jalan dan situasi di sana mungkin lebih terkontrol dibandinhkan di sini di UK. Tapi, kami hidup dalam situasi kekacauan dan krisis.”
“Saya menelepon Kepa dan Marcos Alonso (dua pemain Chelsea lainnya asal Spanyol). Saya juga mengontak Jordi Alba dari Barcelona, dan Azpi (Cesar Azpilicueta, kapten Chelsea asal Spanyol). Saya berhubungan dengan para pemain lain juga, untuk mengetahui bagaimana mereka mengatasi situasi ketika mereka masing-masing sendirian,” jelas Pedro.
Pedro membantu upaya masyarakat di Spanyol melalui yayasannya untuk mengatasi pandemi virus corona. Chelsea telah memberikan sumbangan yang cukup besar untuk membantu mereka yang membutuhkan di London barat. Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, telah mengalihkan Millennium Hotel Stamford Bridge buat penginapan para staf medis pelayanan kesehatan nasional dan membayar tagihan mereka untuk itu.
BBC | CHELSEAFC.COM