TEMPO.CO, Jakarta - Di akun Instagram-nya, Jack Grealish, 24 tahun, meminta maaf. Dia menyesali perbuatannya pada akhir pekan lalu. “Benar-benar memalukan,” katanya.
Grealish, kapten Aston Villa, memang melakukan kebodohan. Tidak hanya sekali, melainkan berulang kali. Saat orang-orang melakukan social distancing untuk menghadapi pandemi Covid-19, dia malah datang ke pesta yang digelar Ross McCormack, yang pernah menjadi teman satu tim di Aston Villa.
Padahal, sebelum pergi ke pesta itu, Grealish mengunggah video di akun Instagram. Isinya sama seperti tokoh publik lainnya pada masa pandemi virus corona: meminta agar tetap berada di rumah.
Namun cercaan dan makian justru datang kepada Grealish. Sebab, Ahad pagi itu, mobil yang dikemudikannya menabrak beberapa kendaraan yang sedang terparkir. Menurut media di Inggris, saat itu Grealish turun dari mobil dan berjanji akan mengganti semua kerusakan tersebut. Tak lama dia pun pergi bersama teman-temannya.
Namun wajah Grealish tertangkap kamera saat dia turun dari mobil. Saat turun dari mobil, dia hanya mengenakan sepasang sandal berbeda. Grealish pun tidak berkutik. The Sun memuat semua fotonya itu sampai akhirnya dia meminta maaf lewat media Instagram.
Pemain Aston Villa, Jack Grealish (tengah) berebut bola dengan dua pemain Wycombe Wanderes, Anthony Stewart dan Aaron Pierre, pada laga babak ketigaPiala FA di Stadion Villa Park, Birmingham, 20 Januari 2016. Reuters/Darren Staples
Masa depan Grealish tengah gawat. Klubnya, Aston Villa, mengecam secara langsung tindakannya itu. Grealish dianggap mengabaikan perintah untuk tetap di rumah seperti yang disampaikan pemerintah. Sanksi sudah jelas akan diterimanya.
Publik pun dibuat kesal oleh kelakuan Grealish. Piers Morgan, jurnalis kondang, hanya punya satu kata untuk dia: memalukan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, polisi tengah menyelidiki keterlibatan Grealish dalam kecelakaan itu. Bila terbukti bersalah, tentu saja sanksi harus diterima.
Sulit kapok. Kata itu yang paling pas untuk menggambarkan sosok Grealish. Soal kebengalannya sebenarnya bukan cerita baru. Lima tahun lalu, dia tergeletak di jalanan di Tenerife, Spanyol, karena mabuk. Fotonya pun muncul di Instagram. Si pemilik akun memotret dari apartemennya yang berada di seberang jalan tempat Grealish tak sadarkan diri. Dalam kesempatan lain, Grealish juga pernah diberitakan mengkonsumsi narkotik.
Namun Grealish mengatakan periode kegelapan itu sudah berlalu. Dia pun menyatakan akan berkonsentrasi dengan kariernya. “Bermain untuk Aston Villa dan masuk ke tim nasional Inggris,” kata Grealish.
Tidak sembarang bicara memang. Grealish bermain bagus untuk timnya. Bahkan dia diangkat sebagai kapten.
Penampilan Grealish di lapangan terbilang luar biasa. Sebelum Liga Primer dihentikan, dia sudah mencetak tujuh gol dan tujuh assist untuk timnya. Meski tak bisa mengangkat Aston Villa dari zona degradasi, Grealish tetap mendapatkan predikat bintang. Namanya harum dan mengundang ketertarikan klub besar.
Manchester United merupakan klub yang paling santer diberitakan teramat sangat menginginkan Grealish. Manajer klub itu, Ole Gunnar Solskjaer, melihat sosoknya sebagai pemain yang paling pas untuk menempati posisi gelandang serang di skuadnya. Kabarnya, Grealish sudah masuk daftar belanja pemain klub itu pada musim panas mendatang. Tak tanggung-tanggung, MU berani mengeluarkan uang sebanyak 80 juta pound.
Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer. Reuters
Pendukung MU pun sudah menyaksikan sendiri kehebatannya saat Grealish tampil di Old Trafford, Desember lalu. Dia menyumbangkan satu gol dalam laga yang berkesudahan dengan skor imbang 2-2 itu.
Solskjaer dikabarkan terpesona oleh gol itu. Selepas pertandingan, dia mendatangi langsung Grealish. “Kamu pemain terbaik hari ini,” kata Solskjaer.
Namun saat ditanyai perihal keinginannya untuk membeli Grealish, Solskjaer memilih jawaban umum. “Saya tak mau berkomentar soal pemain klub lain,” kata Solskjaer.
Komentar serupa sepertinya akan disampaikan juga ihwal perilaku terakhirnya itu. Tentu perilaku Grealish berbeda jauh dengan keinginan Solskjaer di skuadnya. Sejak menggantikan Jose Mourinho, pelatih asal Norwegia itu menyalin semua hal yang pernah dialaminya bersama pelatih legendaris Sir Alex Ferguson. Kedisiplinan merupakan hal yang utama.
“Menjadi pemain sepak bola adalah harus siap mengalami kebosanan,” kata Solskjaer. “Anda harus tidur, istirahat, memulihkan diri untuk pertandingan berikutnya. Budaya itu yang kami perlukan.”
Mengorbankan semua kesenangan itulah yang diinginkan Solskjaer. Nah, apakah Grealish—dengan catatan terakhirnya itu—masih tetap akan masuk kriteria dia?
Tentu saja tak ada jawaban pasti. Namun media di Inggris memprediksi Solskjaer dan tim kepelatihannya akan terus memantau perkembangan yang terjadi pada Grealish. Andai masih bengal dan membuat cerita baru, sepertinya Grealish tidak akan pernah datang ke Old Trafford. “Dalam pandangan saya, pemain terbaik selalu menjadi orang terbaik juga,” kata Solskjaer.
DAILYMAIL | GUARDIAN | IRFAN B.