TEMPO.CO, Jakarta - Para pemain Serie A Liga Italia menolak pemotongan gaji yang sudah diputuskan klub-klub. Penolakan itu disampaikan Asosiasi Pesepakbola Italia (AIC), lewat pernyataan resmi mereka, Senin.
Pemotongan gaji pemain dan staf itu sudah disepakati pengelola liga dan klub-klub Serie A dalam pertemuan Senin, 6 April 2020. Gaji kotor tahunan para pemain akan dipotong sepertiganya jika musim dibatalkan karena pandemi virus corona dan dipangkas seperenamnya jika musim dilanjutkan.
Pengurus asosiasi pemain langsung menolak proposal tersebut. Mereka menyebut usulan itu "tidak dapat diterima." Dalam pernyataannya mereka juga mengecam pengurus klub dan pengelola liga.
"Perilaku liga tidak bisa dipahami pada saat seperti ini. Mereka seperti ingin membuang pemain, menempatkannya dalam sorotan buruk ketika ekonomi memburuk karena krisis. Fakta ini membuat Anda mempertimbangkan kembali kredibilitas kewirausahaan mereka yang seharusnya mampu menyelamatkan sistem sepak bola di saat sulit ini."
Pernyataan itu berlanjut, "Memikirkan bahwa resolusi dari pertemuan itu memutuskan untuk tidak membayar pemain, membuat kami kehabisan kata-kata. Presiden (Serie A) yang menginginkan penangguhan gaji ini juga yang memutuskan pemain untuk berlaga sampai 9 Maret, berlatih hingga pertengahan Maret, dan masih memantau dan mengontrol pelatihan individu yang dilakukan sesuai dengan arahan dari pelatih mereka."
AIC juga kecewa karena putusan itu dibuat tanpa ada pembicaraan dengan pemain. "Sekarang kami mengerti mengapa tidak ada usaha mencari kesepakatan soal perubahan teknis pada perjanjian kolektif. Niat (klub) sebenarnya memang untuk tidak membayar. Itu membuat kami terpana, mengingat bahwa beberapa tim sudah duduk bersama dengan para pemain untuk membahas cara saling membantu di saat seperti ini. "
Dalam kesempatan itu, Presiden AIC Damiano Tommasi mengatakan, "Jika klub-klub Serie A harus bertemu untuk mengatakan mereka tidak akan membayar upah ketika pada pada saat tatap muka dengan para pemain, masing-masing klub mencari perjanjian yang masuk akal, itu sangat mengkhawatirkan."
Tommasi mengaku tidak bisa memahami logika di balik perilaku klub itu. "Menempatkan para pemain sebagai protagonis utama dan dalam sorotan buruk, ketika hampir semua orang sudah mendiskusikan dengan klub bagaimana cara keluar dari krisis ini bersama-sama. Ini tampak gila bagi saya. "
Wakil presiden AIC, Umberto Calcagno, menyebut usulan pemotongan gaji itu memalukan dan tidak dapat diterima. "Indikasi jelas bahwa mereka tak ingin membayar pemain untuk kerusakan yang disebabkan oleh krisis. Satu-satunya bagian yang relevan dari siaran pers itu adalah yang mengatakan bahwa tim harus merundingkan perubahan kontrak dengan pemain secara individu."
Penolakan pemain atas pemotongan gaji sebelumnya juga muncul di Liga Inggris. Asosiasi pemain profesional di sana menolak pemotongan gaji 30 persen yang sudah disepakati klub dan Premier League. Mereka bersedia membantu usaha memerangi virus corona tapi tidak lewat pemotongan gaji oleh klub yang dinilai tak jelas penyalurannya. Lagi pula pemotongan gaji itu justru berpotensi mengurangi pemasukan pajak negara.
Liga Italia dan Liga Inggris saat ini terhenti karena pandemi virus corona. Belum jelas kapan kompetisi akan bisa bergulir lagi.
FOOTBALL ITALIA | OMNI SPORT