TEMPO.CO, Jakarta - Para bos Liverpool dikabarkan percaya bahwa rencana mereka untuk merumahkan staf, telah dibocorkan oleh klub Liga Primer Inggris lainnya. Hal itu terjadi setelah diskusi rahasia di antara tim-tim papan atas tentang bagaimana mereka bermaksud mengelola krisis virus corona.
Menurut The Athletic, para bos Liverpool awalnya berencana untuk merilis pernyataan pada hari Senin, 6 April 2020, tentang niat mereka untuk merumahkan para staf yang tidak bermain.
Hal itu akan mereka lakukan setelah mereka telah menghubungi semua yang terkena dampak keputusan tersebut.
Namun, mereka dipaksa untuk merilis pernyataan tergesa-gesa pada hari Sabtu sebelumnya. Para petinggi Liverpool meyakini salah satu rival Liga Primer mereka telah membocorkan niat mereka itu, sebelum bos-bos Liverpool akhirnya mundur dari keputusan itu dan mengeluarkan permintaan maaf publik.
Kepala Eksekutif Liverpool, Peter Moore, menulis surat terbuka kepada pendukung pada hari Senin. Ia mengatakan klub itu benar-benar minta maaf karena mengambil kesimpulan yang salah setelah memutuskan untuk merumahkan sekitar 200 karyawan the Reds.
Pemilik Liverpool, John W Henry, ketua Tom Werner, dan Presiden Fenway Sports Group (FSG), Mike Gordon, 'terkejut oleh kritik yang dihadapi klub setelah mengumumkan rencana mereka.
Mereka dikatakan disengat oleh tuduhan keserakahan. Sesuatu yang mereka yakini tidak adil. Mantan pemain Liverpool, Jamie Carragher dan Stan Collymore, mengkritik klub.
Carragher menyebut tindakan itu sebagai buruk dan Collymore menggambarkannya sebagai kesalahan yang salah.
Serangkaian panggilan konferensi diadakan oleh kepala Liverpool pada hari Senin dan dicapai konsensus bahwa mengembalikan keputusan adalah cara terbaik untuk membatasi kerusakan yang disebabkan oleh reaksi publik.
Mereka percaya rencana mereka untuk menambah paket pembayaran akan menyelamatkan mereka dari kritik publik yang dihadapi tim seperti Tottenham Hotspur. Tetapi, mereka secara serius salah menilai suasana hati.
Seorang anggota staf Liverpool mengatakan kepada Athletic: “Hal semacam itu hampir diharapkan dari Daniel Levy dan Mike Ashley tetapi anda tidak berharap Liverpool turun dengan rute yang sama.”
“Kami selalu diberi tahu kami bagian dari keluarga di sini dan bahwa bekerja untuk Liverpool berbeda. Ini berarti lebih banyak adalah slogan pemasaran.”
"Tentunya bagian dari itu adalah mengurus anda sendiri daripada mengambil uang pemerintah yang akan lebih baik dihabiskan di tempat lain dengan begitu banyak bisnis yang berjuang?" seorang staf Liverpool itu melanjutkan.
Dalam jangka pendek, Liverpool akan memanfaatkan cadangan tunai, tetapi ada kekhawatiran tentang dampak krisis ke depan. Lebih dari selusin staf eksekutif, termasuk direktur pelaksana Billy Hogan, Moore, dan kepala operasi kantor, Andy Hughes, secara sukarela minta dipotong gajinya 25%.
METRO.CO.UK | THE ATHLETIC