TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelatih PSIM Yogyakarta Seto Nurdiyantoro melelang kaus bersejarahnya untuk membantu pengumpulan dana mengatasi wabah corona
Eks pelatih PSS Sleman itu melelang benda yang dinilainya cukup bersejarah dalam perjalanan karirnya sebagai pelatih.
Barang yang dilelang Seto itu berupa dua kaus polo, yang menjadi saksi bisu perjalanannya kala masih berjibaku mengantarkan klub Super Elang Jawa PSS Sleman menjadi kampiun Liga 2 2018 silam dan bertahan di kompetisi Liga 1 hingga musim 2020 ini.
Kedua kaus polo juga telah dibubuhi tandatangan oleh pelatih berusia 45 tahun itu.
"Lelang kaus ini yang mengelola assosiasi pelatih (Asosiasi Pelatih Sepakbola Seluruh Indonesia - APSSI)," ujar Seto saat dihubungi Tempo, Jumat, 10 April 2020.
Lelang kaus bersejarah Seto tersebut digelar sekitar sepekan mulai tanggal 7-15 April 2020 dengan harga pembukaan Rp 500 ribu dan untuk penawaran kelipatan dari Rp 100 ribu. Seluruh hasil lelang akan disumbangkan kepada para tenaga medis yang bertugas juga korban terdampak Covid-19.
Seto sendiri belum mengetahui berapa tawaran tertinggi sementara untuk calon pembeli kausnya itu. Ia juga masih menunggu kabar ke mana pastinya bantuan hasil lelang kaus itu akan disumbangkan.
"Nanti akan dikabari kelanjutannya oleh asosiasi," ujarnya.
Seto sendiri selama masa pandemi telah meliburkan seluruh skuad Laskar Mataram PSIM Yogyakarta menyusul dihentikannya kompetisi Liga 1 dan Liga 2 oleh PSSI hingga akhir Mei 2020.
Dua klub yang pernah dan masih dilatih Seto, PSS Sleman dan PSIM Yogya sebelumnya juga melakukan berbagai cara membantu penanganan Covid-19. Khususnya dalam membantu penyediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis. Misalnya PSS melelang baju 30 pemainnya musim kompetisi 2019 dan 2020.
Adapun PSIM Yogya melalui wadah suporternya Brajamusti juga menggalang dana hingga Rp 50 juta untuk disalurkan membantu penyediaan APD tenaga medis yang bertugas merawat pasien wabah corona.