TEMPO.CO, Jakarta - Matthijs de Ligt ditarik ke Juventus dari Ajax karena raksasa Seri A Liga Italia dan Eropa melihat potensi kehebaran bek muda berusia 19 tahun ini sebagai poros halang pertahanan.
Pada usia semuda itu, De Ligt sudah menjadi kapten Ajax yang menembus semifinal Liga Champions 2018-2019. Sayang, Ajax kemudian dijegal Tottenham Hotpur.
Adalah seniornya De Ligt di tim nasional Belanda sekaligus kapten tim Oranye, bek tengah Virgil van Dijk, yang lantas memimipin Liverpool mengalahkan Tottenham Hotspur pada final Liga Champions musim lalu.
Di Juventus sekarang, De Ligt juga bergabung dengan bek tengah legendaris lainnya dari Italia, Giorgio Chiellini.
Matthijs de Ligt bisa melihat bek tengah yang sudah lebih dulu mapan seperti Giorgio Chiellini, palang pintu tim nasional Italia, dan Virgil van Dijk, seniornya sekaligus kapten Belanda saat ini. Sampai sejauh mana dia menjadi keduanya sebagai panutan?
“Anda banyak berbicara soal mereka, tentang mereka mengamati situasi permainan dan bertahan dalam situasi pertandingan apapun. Anda juga melihat betapa tenangnya mereka.”
“Anda mencoba mengambil beberapa atribut dari mereka untuk meningkatkan permainan anda sendiri. Tetapi, pada akhirnya saya pikir hal yang paling penting adalah mengamati mereka, tetapi tidak mengubah gaya permainan anda sendiri.”
"Saya pikir setiap pemain memiliki gaya mereka sendiri, jadi saya hanya mencoba melihat hal-hal yang dapat saya tingkatkan," kata Matthijs de Ligt tentang masa depan penampilannya di Juventus.
FOOTBALL ITALIA