TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kebudayaan Inggris, Oliver Dowden, mengindikasikan pemerintah mereka tidak akan mengintervensi diusulkannya badan usaha Arab Saudi memimpin pengambilalihan kepemilikan klub Newcastle United di Liga Primer Inggris.
Sebuah pembelian senilai 300 juta pound sterling atau sekitar Rp 5,76 triliun yang didukung dana investasi publik Arab Saudi dikabarkan sedang diproses sampai sekitar 30 April 2020 ini.
Keterlibatan Arab Saudi dalam pembelian Newcastle United itu telah diperingatkan oleh sejumlah pihak bahwa hal itu berisiko menjadi penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan suatu negara dan membiarkan Arab Saudi melakukan “pencucian olahraga” untuk memulihkan reputasinya.
Dowden mendapat pertanyaan dari anggota Komite Olahraga, Kebudayaan, dan Media, John Nicolson, dalam sesi dengar pendapat pada Rabu, 22 April 2020, tentang kelayakan dari prospek pemilik baru Newcastle United, terutama kaitannya dengan Putra Mahkota Kerajaaan Arab Saudi, Mohammad bin Salman.
“Dengan reputasi Arab Saudi dalam penculikan, penyiksaan dan pelanggaran hak asasi kemanusiaan lainnya, paling tidak dalam pembunuhan Jamal Khashoggi, bagaimana bisa ia dipertimbangkan sebagai orang yang layak dan tepat?” kata Nicolson
Dowden menjawab, “Sebagaimana anda tahu, tes kelayakan dan ketepatan orang dalam soal ini dilakukan oleh Liga Primer Inggris dan saya tidak ingin berprasangka dalam proses itu.”
Soal karakterisasi yang dilakukan terhadap Mohammad bin Salman, Dowden mengatakan, “Yang pertama ini adalah dana investasi luar negeri dan bukan secara personal dia yang membelinya. Kami punya hubungan luar negeri yang baik dengan Arab Saudi, tapi kami juga tidak akan pernah mengabaikan pelanggaran hak-hak asasi kemanusiaan.”
Nelson kemudian bertanya, “Jika mereka meloloskannya dalam tes kelayakan dan ketepatan orang, tidak ada yang dapat anda lakukan untuk mengintervensi dan klub akan membiarkan campur tangannya yang mengerikan?”
Dowden menjawab, “Saya pikir itu urusan mereka. Saya puas bahwa mereka sudah melakukan tes kelayakan itu.”
Sebelumnya, Muhammad bin Salman, dalam sebuah acara wawancara stasiun televisi, mengatakan ia bertanggung jawab penuh dalam investigasi soal pembunuhan Khashoggi. Tapi, ia menolak tuduhan bahwa ia yang memerintahkan pembunuhan itu.
Sedangkan Ketua Eksekutif Liga Primer Inggris, Richard Masters, dalam jawabannya terhadap surat dari Yayasan Amnesty International, menulis, “Dalam soal ini sering menjadi subjek dari spekulasi media. Tapi, yang penting adalah proses tes yang seharusnya dijalankan, seperti yang diminta dalam hukum Inggris dan peraturan Liga Primer Inggris, yang tidak bisa diarahkan dalam publik dan karena itu kami tidak bisa berkomentar.”
“Bagaimanapun, saya bisa menjamin kepada anda bahwa proses tes ini diminta oleh hukum perusahaan Inggris dan mereka mengaplikasikannya dengan prinsip kesetaraaan untuk setiap prospek pembelian sebuah klub Liga Primer Inggris.”
GUARDIAN | ESPN