TEMPO.CO, Jakarta - Pada 7 Mei 2006, Arsenal berpisah dengan markas legandarisnya, stadion Highbury. Saat itu Thierry Henry mengemas tiga gol saat mengantarkan Arsenal menang 4-2 atas Wigan Athletic dalam laga penutup Liga Premier Inggris musim 2005/06.
Robert Pires lebih dulu membawa Arsenal unggul pada menit kedelapan, gol yang langsung dibalas dua menit kemudian oleh Paul Scharner dan kemudian David Thompson membawa Wigan berbalik memimpin 2-1 pada menit ke-33.
Tapi kepemimpinan Wigan seumur dengan keunggulan awal Arsenal, hanya dua menit, sebab Pires mengirimkan umpan terobosan yang diselesaikan Henry demi membuat skor imbang 2-2 dan kedudukan bertahan hingga turun minum.
Henry mencetak gol keduanya pada menit ke-56 ketika Thompson melalukan blunder umpan balik, bola direbut Henry dan ia mengecoh kiper Mike Pollitt sebelum menjebol gawang tak bertuan untuk membawa Arsenal unggul 3-2.
Berselang 20 menit, wasit Uriah Rennie mengganjar Andreas Johansson dengan kartu merah setelah menjegal Freddie Ljungberg di area terlarang. Henry melakoni tugas sebagai algojo, memastikan kemenangan 4-2 bagi Arsenal dan melakukan selebrasi dengan mencium permukaan rumput Highbury.
"Ketika saya mencium lapangan usai gol ketiga, saya mengucapkan salam perpisahan dengan stadion ini," kata Henry selepas pertandingan sebagaimana dilaporkan BBC pada 7 Mei 2006.
Tak sekadar menjadi laga pemungkas musim, pertandingan terakhir Arsenal di Highbury juga memastikan mereka finis di urutan keempat Liga Inggris 2005/06 atau meraih satu tiket ke Liga Champions lantaran di pertandingan lain Tottenham Hotspur kalah 1-2 di kandang West Ham United.
"Untuk sejarah klub dan gedung ini, menutup musim dengan sebuah raihan positif membuat saya bangga," kata manajer Arsenal Arsene Wenger selepas pertandingan.
"Kami tentunya akan dilanda rasa bersalah jika meninggalkan stadion ini dengan capaian tak bagus setelah segala hal yang sudah terjadi di sini puluhan tahun," ujarnya menambahkan.
Maka pada 7 Mei 2006, Arsenal mengucapkan salam perpisahan dengan Highbury, stadion yang sudah 93 musim mereka diami.
Perpisahan Terencana
Perpisahan itu bukan sebuah keputusan tiba-tiba, melainkan sesuatu yang sudah diketahui bakal terjadi hampir tujuh tahun sebelumnya.
Dekade 1990-an dan 2000-an awal merupakan salah satu masa-masa puncak kesuksesan Arsenal, yang berpengaruh terhadap penjualan tiket laga kandang hampir selalu ludes.
Sejak aturan larangan penjualan tiket tanpa kursi, Highbury yang tadinya bisa menampung 73.000 penonton hanya tersisa 38.419 kursi saja.
Jumlah itu kian berkurang saat Arsenal main di Liga Champions yang mewajibkan penempatan sejumlah papan sponsor tambahan, praktis mereka mengungsi ke Wembley, stadion markas tim nasional Inggris yang juga berlokasi di London, untuk menggelar laga kandang Champions musim 1998/99 dan 1999/2000.
Arsenal sebetulnya ingin bertahan di Highbury, tapi pada saat bersamaan mau kapasitas penonton ditambah demi mengakomodasi tingginya antusiasme. Sayang, Highbury dikelilingi oleh pemukiman warga yang selalu menolak rencana perluasan stadion.
Hal itu kian dipersulit karena jika melakukan renovasi, maka Arsenal dilarang menyentuh Tribun East Stand yang tercantum sebagai bangunan cagar budaya golongan II oleh pemerintah setempat.
Walhasil, pada November 1999 Arsenal mengumumkan akan meninggalkan stadion yang sudah 86 tahun mereka tempati dan akan membangun stadion baru berkapasitas 60 ribu kursi penonton sekira 1 km dari Highbury.
Selanjutnya: Rumah 26 trofi Arsenal