TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen Borneo FC sangat merasakan dampak pandemi Covid-19 yang membuat kompetisi Liga 1 terhenti sementara. Kewajiban untuk membayar hak pemain dan ofisial tim tak selaras dengan pemasukan yang mereka didapat.
"Sangat sedih tidak ada pemasukan. Ya bukan hanya kami. Semua klub merasakan hal yang sama," kata Chief Marketing Borneo FC, Novi Umar, seperti dikutip laman Liga Indonesia.
Beruntung pihak sponsor yang mendanai Borneo FC masih menjalin hubungan dengan baik. Walhasil masih ada kekuatan yang bisa digunakan menggerakkan tim.
"Alhamdulillah dari sembilan sponsor yang bekerja sama dengan kami musim ini, tidak ada yang rasionalisasi kontrak. Semua mau bersabar dan mengerti situasi yang dihadapi," kata Novi.
Sayangnya penjualan jersey belum maksimal karena baru awal musim. Outlet resmi Borneo FC juga tidak beroperasi karena mengikuti imbauan pemerintah.
"Kalau jersey kami memang belum tersedia di store. Misal ada yang ingin beli via online ke apparel Riors," kata dia lagi.
Soal kelanjutan kompetisi, Novi belum berani berkomentar banyak. Menurutnya mengatasi pandemi Covid-19 jauh lebih utama.
"Kalau dari sisi marketing, melanjutkan liga sangat bagus. Kerja sama dengan sponsor bisa kembali dilanjutkan," kata Novi.
Tak hanya Borneo FC, situasi tanpa pemasukan juga dirasakan kontestan lain. Kondisi ini bisa terus memburuk jika pandemi tak kunjung berakhir dan Liga 1 harus terhenti.