TEMPO.CO, Jakarta - Putusan Premier League dan klub Liga Inggris untuk tetap menggelar lanjutan kompetisi di kandang masing-masing mendapat respons negatif dari pihak kepolisian. Kepala Kepolisian Manchester merasa khawatir para fans sepak bola tetap akan berkumpul di stadion, bahkan jika mereka tidak diizinkan menonton pertandingan Liga Premier Inggris lantaran pembatasan Covid-19.
Klub-klub Liga Premier menggelar sesi diskusi pekan ini tentang bagaimana menuntaskan musim dan berharap bisa memulai lagi kompetisi pada Juni setelah mendapat sinyal pemerintah Inggris bahwa olahraga elite bisa kembali setelah 1 Juni.
Klub juga telah diberitahu bahwa setiap pertandingan itu nantinya akan dimainkan di tempat netral yang disetujui dari sudut pandang kesehatan dan keselamatan, meski mereka tetap saja mengharapkan ditemukan cara memainkan pertandingan di kandang dan tandang.
Putusan itu membuat prihatin Kepala Kepolisian Manchester, Ian Hopkins. "Liverpool datang ke Manchester City. Saya tidak ragu akan menarik banyak orang apakah mereka diizinkan atau tidak. Ini perlu dipikirkan dengan sangat hati-hati," kata dia sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis.
"Apa yang kami khawatirkan adalah bahwa orang-orang akan berdatangan ke tempat netral itu atau di rumah, dan beberapa di antaranya bisa sangat bermasalah."
Hopkins mengatakan bahwa dari perspektif kepolisian, itu bukan tantangan yang mustahil.
"Tapi kita berada di ... masa-masa sulit, itu tetap menjadi masalah kesehatan yang harus dipikirkan ketika sekelompok besar orang datang bersama-sama dan tidak mempraktikkan jarak sosial adalah hal yang sulit."
Hingga kini lebih dari 226.000 orang terinfeksi oleh virus corona jenis baru di Inggris dan lebih dari 32.000 orang diantaranya meninggal dunia.
Jadwal Liga Inggris awalnya akan digelar pada 12 Juni. Karena keberatan dari para pelatih jadwalnya kemungkinan diundurkan ke 19 Juni. Namun, hal itu masih membutuhkan persetujuan dari pemerintah.