TEMPO.CO, Jakarta - Presiden klub Borneo FC, Nabil Husein Said Amin, mengatakan ia memakai uang pribadi untuk membayar gaji pemainnya saat Liga 1 musim 2020 terhenti sementara akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
"Menggunakan uang pribadi. Selama ini Borneo memang minim sponsor, kan," ujar Nabil ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Rabu, 20 Mei 2020.
Menurut Nabil, saat ini sudah memasuki bulan ketiga mereka harus membayar gaji pemainnya tanpa adanya pemasukan.
PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) baru saja melunasi termin kedua subsidi klub-klub peserta pada Rabu, padahal seharusnya diberikan pada Maret lalu, di tengah situasi ketidakpastian soal kelanjutan musim 2020 untuk Liga 1 dan Liga 2 Indonesia yang ditangguhkan sejak akhir Maret.
PSSI menegaskan kelanjutan kompetisi masih menanti kebijakan pemerintah Indonesia terkait status darurat pandemi Covid-19 yang berlaku 29 Februari-29 Mei. Jika status diperpanjang, otomatis Liga 1 dan 2 berhenti total.
Apabila tidak ada perpanjangan status darurat pandemi, kompetisi bakal kembali bergulir mulai 1 Juli mendatang. Sementara menanti kepastian, PSSI menetapkan sepak bola nasional dalam situasi kahar (force majeure).
Keadaan kahar ini diputuskan pada bulan Maret, April, Mei dan Juni 2020. Selama empat bulan itu, setiap klub wajib melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam kebijakan ini, klub dipersilakan membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial maksimal 25 persen dari kesepakatan.
Kondisi tersebut membuat klub-klub dari Liga 1 dan 2 harus berpikir untuk terus beroperasi dan menunaikan kewajiban.
Nabil menyebut bahwa pemberian subsidi termin kedua sebesar Rp 520 juta dari LIB pada Rabu, 20 Mei 2020, sebenarnya belum cukup untuk membiayai klub. Apalagi, kata dia, pencairan subsidi itu juga terlambat.
"Keterlambatan cukup merepotkan. Akan tetapi, paling tidak itu dapat membantu mengurangi beban tim," tutur Nabil yang enggan membeberkan jumlah pengeluarannya setiap bulan untuk Borneo FC.
Keresahan serupa juga dirasakan tim Liga 2 PSIM Yogyakarta. Manajer klub PSIM David Hutauruk berujar, timnya sangat merasakan dampak dari ketiadaan kompetisi. Sebab, mereka menggantungkan pemasukan dari tiket penonton.
"Kalau tidak ada pertandingan, otomatis tidak ada pemasukan. Sedangkan instruksi PSSI harus tetap memberikan gaji 25 persen, sementara operasional tetap berjalan," kata David.
Dalam situasi berat karena pandemi, David mengaku sangat bersyukur PT LIB melunasi subsidi termin pertama tim-tim Liga 2 2020 sebesar Rp 250 juta, walau terlambat. "Kami sangat terbantu di tengah kesulitan ini. Kami pun optimistis liga masih bisa berlanjut," ujar David.
