TEMPO.CO, Jakarta - Skuad Persija Jakarta musim ini diisi satu pemain berkaliber internasional. Dialah Marco Motta, yang pernah membela AS Roma, Juventus, Udinese, Atalanta, dan Genoa.
Selain itu, Motta juga memiliki pengalaman di level Tim Nasional. Ia rutin membela panji Italia sejak debutnya di Timnas U-16 pada 2002. Lalu perlahan promosi di setiap level usia dengan beberapa kali menjadi kapten tim. Puncaknya menembus timnas Senior pada 2010 dengan mencatat dua penampilan.
Motta juga dipercaya memperkuat Timnas Italia pada Olimpiade Beijing 2008. Pelatih Azzuri kala itu, Pierluigi Casiraghi mempercayakan Motta menempati salah satu posisi di barisan pertahanan bersama nama-nama lain seperti Paolo De Ceglie, Domenico Criscito dan Antonio Nocerino.
Italia yang berada di grup D bersama Kamerun, Korea Selatan dan Honduras tampil perkasa. Mereka berhasil mengalahkan Honduras dan Korea Selatan serta imbang melawan Kamerun. Mendapatkan poin 7, Motta dkk. melenggang ke perempat final.
Namun sayang, di babak itu Italia bertemu tim yang sedang bertabur banyak pemain berbakat yakni Belgia. Azzuri pun menyerah 2-3 dari Belgia dan tersingkir dari perhelatan Olimpiade 2008.
Meski gagal memberikan gelar, Motta mengaku Olimpiade menjadi salah satu turnamen yang paling berkesan dalam kariernya.
“Ya saya selalu ingat pada Olimpiade 2008 di Beijing. Saat itu saya berada dengan pemain-pemain masa depan Italia. Olimpiade di Beijing juga membuat saya tidak kaget saat tiba di Indonesia 12 tahun kemudian karena cuaca dan kultur Asia tidak terlalu jauh berbeda,” ujar Marco Motta seperti dikutip laman Persija.
PERSIJA