TEMPO.CO, Jakarta - Mengapa klub-klub raksasa di Liga Primer Inggris sampai berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan penyerang Jerman, Timo Werner, dari RB Leipzig pada masa ekonomi sulit karena pandemi virus corona ini?
Tidak adakah lagi sosok penyerang tengah yang mematikan begitu berada di kotak penalti lawan seperti Alan Shearer, Les Ferdinand, Michael Owen, atau era lebih kuno lagi, Kevin Keegan, di Inggris?
Legenda klub asal Jerman Borussia Dortmund, Karl-Heinz Riedle, saat menyambangi Indonesia di Hotel Sultan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 10 Oktober 2017. Tempo/Egi Adyatama
Dalam sejarahnya, Jerman memang punya keistimewaan dalam hal stok penyerang tengah yang dahsyat. Mereka bisa dibagi dalam dua kategori, yaitu yang didukung keunggulan fisiknya yang tinggi besar dan yang istimewa karena daya eksekusinya di depan gawan lawan.
Yang paling pertama mendapat tempat dalam sejarah adalah Gerhard Muller atau Gerd Muller. Penyerang tengah dengan tinggi “hanya” 176 centimeter. Dengan julukan Der Bomber, ia menjadi ujung tombak Jerman Barat mengalahkan Johan Cruyff dan kawan-kawan dari Belanda 2-1 pada final Piala Dunia 1974.
Gerd Muller mencetak gol kemenangan itu setelah menerima umpan dalam posisi membelakangi lawan dan kemudian berbalik untuk secepat kital membobol gawang kiper Belanda, Jan Jongbloed.
Gerd Muller juga legenda Bayern Munich. Ada legenda Jerman dan Munich lainnya di posisi ini seperti Karl Heinz Rummenige yang sempat bermain di Inter Milan.
Sedangkan dengan tunggu tinggi besar, salah satu wakilnya yang tak terlupakan adalah Horst Hrubesch, dengan tinggi 188 cm, yang membawa Jerman Barat memenangi Piala Eropa 1980 dan mencapai final Piala Dunia 1982.
Pada semifinal Piala Dunia 2002, Jerman seperti melakukan perang artileri udara melawan Korea Selatan, dengan menghujani mulut gawang tim tuan rumah itu dengan umpan-umpan lambung dengan penyerang yang menjadi target, yaitu Miroslav Klose.
Jurgen Klinsmann. AP/The Canadian Press, Chris Young
Tapi, untuk Liga Primer Inggris, adalah salah satu pahlawan Jerman di Piala Dunia 1990, Jurgen Klinsmann yang sempat bermain satu musim di Tottenham Hotspur dengan status pemain pinjaman dari Sampdoria. Satu lagi yang mencuat di Borussia Dormund, Karl-Heinz Riedle, yang membela Liverpool 1997-1999 dan Fulhaam 1999-2001.
Tinggi tubuh Riedl hanya 180 cm, sama dengan Timo Werner. Tapi, pada masa keemasannya, Riedl terkenal sebagai raja di udara, mengingatkan kepada Bambang Pamungkas di sepak bola Indonesia.
Sekarang Timo Werner yang baru berusia 24 tahun dan membela RB Leipzig setelah menimba karier di VfB Stuttgart menjadi penyerang tengah paling laris di Eropa. Ia sedang menuju bentuk permainan terbaiknya setelah mengalami kekecewaan bersama Jerman di Piala Dunia 2018. Pada 23 November lalu, ia menjadi pemain termuda yang mengoleksi 200 gol di Bundesliga.
Chelsea dikabarkan setuju untuk membayar 49,4 juga pound sterling atau sekitar Rp 865 miliar kepada RB Leipzig untuk mendapatkan Timo Werner dalam jendela bursa transfer mendatang.