TEMPO.CO, Jakarta - Puasa sepak bola akibat pandemi virus corona buat Indonesia memang menyakitkan. Tapi, semua itu mesti diterima karena disadari betapa berbahayanya virus itu bila diabaikan. Sekarang Liga 1 dan Liga 2 sedang dibahas oleh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru soal kemungkinannya bisa digelar lagi lagi pada Oktober 2020? Bagaimana dengan Liga 3?
Liga 3 atau divisi liga terbawah menjadi salah satu basis akar rumput sepak bola di Indonesia. Ini cabang olahraga paling merakyat dan paling banyak penggemarnya di tanah air, apapun prestasinya, sampai sekarang.
Karena itu, perdebatan soal patut atau tidaknya divisi tertinggi Liga 1 dan Liga 2 digelar pada Oktober mendatang, masalahnya menyangkut kepada keselamatan hidup dan sebuah industri olahraga yang menghidupi banyak orang. Begitu juga untuk Liga 3.
Kalau kemudian Liga 1 dan Liga 2 dipandang harus disudahi, mesti juga dipikirkan bagaimana kehidupan para pemain, pelatih, dan pelaku lainnya selama masa puasa sepak bola itu.
Liverpool dan klub-klub Liga Inggris lainnya pernah dilarang tampil di kejuaraan antarklub Eropa selama lima tahun setelah terjadinya tragedi Heysel 1985. Tapi, mereka masih bisa bertanding di dalam negeri.
Tapi, tak bisa menendang bola sama sekali di lapangan atau menonton pertandingan tarkam sekalipun tentu menyakitkan buat para suporternya di Indonesia. Kita hanya bisa berharap yang standar, bahwa pandemi virus corona tidak akan berlangsung selama masa skorsing Inggris yang dialami setelah tragedi Heysel itu.
Sebab, sebagian roh olahraga Indonesia ada di sepak bola. Sebagai contoh, di zona Jawa Timur saja, ada 61 klub yang berlaga di Liga 3 Indonesia sampai tahun lalu, 2019. Bisa dibayangkan jumlah klub di zona daerah lainnya.
Di Liga 3 musim 2019-2020 ini juga bermukim salah satu warisan peninggalan mendiang Acub Zaenal, yaitu klub Arema Indonesia, yang didirikan pada 11 Agustus 1987. Ini adalah salah satu klub perintis lahirnya kompetisi semiprofesional pertama di Indonesia, yaitu Liga Sepak Bola Utama atau terkenal dengan penyebutan akronimnya, Galatama.
Setelah bernama PS Arema, seiring perjalanan waktu dan dinamika organisasi, ada dua klub yang mengusung nama Arema, yaitu Arema Indonesia dan Arema FC yang sudah bertahun-tahun bermarkas di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, setelah pindah dari Stadion Gajayana, yang merupakan milik pemerintah daerah Malang.
Arema FC terus bertahan sebagai salah satu klub papan atas di divisi tertinggi Liga Indonesia, yang kini bernama Liga 1. Sedangkan berdasarkan keputusan kongres PSSI terakhir, Arema Indonesia mesti berlaga di Liga 3.
Selain itu ada warisan tim eks perserikatan, Persema Malang, yang juga berkiprah di Liga 3 dan mereka yang secara historis lekat dengan Stadion Gajayana.
Liga 3 atau Liga Nusantara ini menyimpan begitu banyak tim dan juga menyimpan sebagian warisan kejayaan sepak bola pada masa kompetisi perserikatan PSSI puluhan tahun lalu. Salah satu basisnya sepak bola nasional ini sekarang ikut terkena dampak dari pandemi virus corona.