TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool nyaris menjadi juara Liga Inggris. Hingga Kamis, 25 Juni 2020, tim asuhan Jurgen Klopp itu hanya membutuhkan dua poin untuk meraih gelar pertamanya dalam 30 tahun terakhir.
Mereka akan menjadi juara dengan jarak poin terbesar dalam sejarah, di atas 20. Keunggulan besar seperti itu bukan hanya baru terjadi di Liga Inggris, tapi juga di liga-liga terkemuka Eropa lain.
Apa sebenarnya kunci kehebatan Liverpool musim ini? Simak empat di antaranya:
1. Pondasi Kuat
Semua tim yang benar-benar hebat dibangun di atas fondasi yang tak tergoyahkan, dan Liverpool tidak terkecuali.
Ketika Manchester City mengeluarkan 35 juta pound sterling buat kiper Ederson pada 2017 aksi itu langsung menarik perhatian publik. Tetapi setahun kemudian Liverpool unjuk kelebihan dengan kesediaan membayar hampir dua kali lipat untuk penjaga gawang Brasil lainnya, Alisson Becker.
Alisson meraih 21 clean sheet (tak kebobolan) pada musim lalu. Pada musim ini, ia juga memiliki 11 clean sheet, meskipun sempat mengalami cedera di awal musim.
Di depannya, bek tengah asal Belanda, Virgin Van Dijk, telah menjelma menjadi “raksasa” sejak bergabung dari Southampton pada 2018. Kemampuan Van Dijk untuk memberi umpan juga berarti Liverpool dapat mengubah pertahanan menjadi serangan dalam sekejap mata. Dan ketika bicara soal dasar-dasar pertahanan, ia melakukan segalanya dengan rapih.
Kemudian, di depan Van Dijk adalah kumpulan pemain yang menjadi mesin Liverpool. Jordan Henderson, Georginio Wijnaldum, dan Fabinho, dengan James Milner sebagai cadangan, memberikan tekanan tanpa henti agar pihak lawan merasa sangat tercekik. Tanpa kerja sama mereka, serangan “maestro” Liverpool tidak bisa berkembang.
2. Tak Goyah Ditinggal Pemain Kunci
Ketika Philippe Coutinho pergi ke Barcelona pada tahun 2018, beberapa orang khawatir “percikan kreatif” Liverpool akan memudar. Namun, mereka justru makin berkembang dan mampu menambal kekurangan tim saat melawan taktik bertahan lawan yang kuat.
Hal itu tak lepas dari masuknya pemain muda, Trent Alexander Arnold, yang memantapkan dirinya sebagai bek sayap kanan pilihan pertama dan ada juga bek kiri Andy Robertson yang bergabung dari Hull dengan biaya 8 juta. Keduanya membantu memberikan kecepatan, penetrasi, dan kreativitas. Bahkan, untuk membuka barisan belakang paling defensif.
Alexander-Arnold berada di urutan kedua di bawah Kevin De Bruyne dari klub Manchester City dalam daftar assist musim ini dengan perolehan 12 assist, sementara Robertson berada di urutan kelima dengan 7 assist.
3. Penyerang “Trisula”
Liverpool memiliki trio penyerang yang hampir mustahil untuk dibendung, yaitu Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino. Kombinasi mereka menghadirkan kecepatan dan penyelesaian akhir yang mematikan. Salah dan Mane adalah para gelandang tengah impian, selalu membuat gerakan yang cerdas dan tidak dapat diprediksi.
Salah dan Mane mengantongi total 30 gol pada musim ini. Tetapi sosok yang dianggap pahlawan tanpa tanda jasa dari serangan itu adalah Firmino, yang bekerja keras dengan skema permainan Klopp.
4. Kapten Henderson nan Fantastis
Klopp telah menanamkan rasa tanggung jawab kolektif di Liverpool, yang diisi pemain dengan karakteristik hebat. Kapten Jordan Henderson adalah “jimat” mereka.
Perlu waktu baginya untuk keluar dari bayangan Steven Gerrard yang lebih berbakat secara alami. Bahkan sekarang situs web analisis sepakbola transfermarkt.co.uk menempatkan pemain berusia 30 tahun itu berada di urutan ke-13 ketika membandingkan nilai pasar skuad Liverpool.
Tetapi kontribusinya sangat berharga. Jarak umpan Henderson telah meluas, energinya tanpa henti dan di atas segalanya, ia tidak akan mentolerir penurunan standar dari rekan satu timnya. Henderson menghindari sorotan tetapi dia adalah kapten yang sangat layak mengangkat trofi Liga Inggris.
REUTERS | FARID NURHAKIM