TEMPO.CO, Jakarta - Nama-nama berikut ini patut disebut sebagai pemain sepak bola legendaris, karena membawa nama Indonesia di Piala Dunia U-20 untuk pertama kali, yaitu pada putaran final 1979 di Tokyo, Jepang.
Setelah tampil dalam zaman Hindia-Belanda di pergelaran Piala Dunia, baru pada 1979 itulah pemain Indonesia bisa tampil di kejuaraan yang sama, meski dengan label U-20. Untuk pertama kali di bawah naungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Hal itu akan diulangi lagi ketika Indonesia menjadi tuan rumah putaran final Piala Dunia U-20 pada 2021.
Nama-nama legendaris pemain PSSI di Piala Dunia U-20 1979 itu adalah Endang Tirtana, David Sulaksmono, Pepen Rubianto, Bambang Sunarto, Arief Hidayat, Didik Darmadi, Nus Lengkoan, Tommy Latuperisa, Mundari Karya, Subangkit, Bambang Nurdiansyah.
Dengan cadangannya adalah Fachrizal, Eddy Sudarnoto, Bambang Irianto, Imam Murtanto, Memed Permadi, Budhi Tanoto, dan Sjamsul Suryono.
Pelatih tim nasional Indonesia pada Piala Dunia U-20 1979 adalah juga salah satu pemain legendaris kita, almarhum Soetjipto Soentoro yang terkenal dengan panggilan Gareng.
Dua kali kesempatan tim Indonesia tampil di Piala Dunia U-20 itu merupakan anugerah. Pada 2021 mendatang, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah oleh badan sepak bola dunia, FIFA.
Sedangkan pada 1979, selain tuan rumah Jepang, seharusnya Asia diwakili Irak dan Korea Selatan selaku finalis Piala Asia U-19 1978.
Tapi, Irak menolak tampil di Jepang. Setelah itu, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menawarkan Kuwait, Korea Utara, Arab Saudi, Iran hingga Bahrain untuk menggantikan posisi Irak. Hanya saja, semua negara di atas menolak. Alhasil, tinggal Indonesia dan mereka pun menerima tawaran dari AFC untuk ambil bagian di Piala Dunia U-20 1979.
Saat itu, Indonesia ditawari karena melaju hingga perempat final Piala Asia U-19 1978.
Sebelum terbang ke Jepang, Bambang Nurdiansyah dan kawan-kawan baru pulang dari Brasil untuk menjalani pemusatan latihan program tim PSSI Binatama.
Saat itu suporter sepak bola Indonesia dilanda euforia. Bayangkan, Bambang Nurdiansyah dan kawan-kawan akan menghadapi Diego Maradona cs.
Hal itu terjadi lantaran tim nasional PSSI tergabung di Grup B Piala Dunia U-20 1979 bersama Argentina, Polandia, dan Yugoslavia.
Sebelum berlaga, pernyataan Soetjipto Soentoro atau Mas Gareng selaku pelatih bahwa timnya akan menghadapi Maradona dan tim-tim raksasa Eropa dan Latin dengan strategi Angin Puyuh menjadi berita besar di koran-koran di Indonesia. Apalagi, pertandingannya akan disiarkan langsung stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Maradona membobong gawang kiper Endang Tirtana dua kali ketika Argentina mengalahkan Indonesia 5-0. Yugoslavia mengalahkan pasukan Mas Gareng dengan skor sama dan Polandia menang lebih besar melawan skuad Garuda 6-0.
Meski tersisih pada fase grup dan tanpa poin serta tak mencetak satu gol pun, kepulangan Bambang cs waktu itu tak dihujani kecaman. Mereka dinilai sudah maksimal dan yang lebih penting, merasakan pengalaman sangat berharga melawan Maradona cs.
Kini kesempatan kedua yang langka itu datang. Tapi, Presiden Joko Widodo berharap tim Indonesia bisa minimal lolos dari fase grup atau maju ke babak kedua putaran final Piala Dunia U-20 2021 saat menjadi tuan rumah.
Target lebih berat dan bukan tak mungkin Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong, pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018, akan menghadapi lawan yang sama pada fase grup Piala Dunia U-20 itu.