TEMPO.CO, Jakarta - Dengan kondisi pandemi virus corona yang masih melanda Indonesia sehingga kegiatan olahraga terhenti dan Liga 1, 2, dan 3 kemungkinan baru bisa dimulai Oktober, pemusatan latihan nasional (pelatnas) jangka panjang untuk tim sepak bola Indonesia atau Timnas U-19 yang akan mengikuti Piala Dunia U-20 pada 2021 sebagai tuan rumah adalah hal wajar.
Dari kabar terakhir, Shin Tae-yong, pelatih Korea Selatan pada Piala Dunia 2018, yang dikontrak Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mempersiapkan tim nasional U-19 ke Piala Dunia U-20 dan tim nasional senior tetap berkeinginan mengadakan pelatnas buat timnas U-19 di Korea Selatan.
Tapi, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, yang akrab dipanggil Iwan Bule, mengatakan sebaiknya Shin balik dulu ke Jakarta untuk membahas rencananya itu dengan PSSI. Apalagi, kata Iwan, dari proposal pelatnas yang dikemukakan Shin dari pembicaraannya dengan Ketua Umum PSSI secara daring, ada yang perlu disempurnakan.
Selain itu, menurut Iwan, sebaiknya Shin melakukan seleksi untuk menyusutkan jumlah pemain Timnas U-10 lebih dulu sampai sekitar 30 pemain sebelum membawa mereka menjalani pelatnas di Korea Selatan.
Di sisi lain, Iwan melihat perlunya Shin kembali dulu ke Indonesia karena ada tim nasional senior yang juga berada di bawah kendalinya dan masih harus menyelesaikan agenda pertandingannya pada babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.
Sedangkan Presiden Joko Widodo, sebagaimana disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, mengatakan pemerintah Indonesia memberikan dukungan kepada timnas Piala Dunia U-20 untuk melakukan pelatnas di mana saja. Jokowi berharap sebagai tuan rumah, mereka minimal bisa lolos dari babak fase grup.
Dari sudut pandang Shin Tae-yong setidaknya ada empat hal kelebihan jika pelatnas tim yang dipersiapkan ke Piala Dunia U-20 diadakan di Korea Selatan.
Yang pertama adalah bisa mendapatkan lawan uji tanding yang lebih baik di Korea. Hal ini tidak bisa dilakukan di Indonesia karena situasi pandemi virus coronanya masih parah.
Shin sudah menjelaskan hal itu dalam proposalnya kepada PSSI. Setelah menjalani masa karantina selama 14 hari di Korea Selatan pada 13-27 Juli 2020, Timnas U-19 akan menjalani pelatnas di sana 28 Juli-31 Agustus 2020.
Pada 7 September-4 Oktober 2020, tim akan kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pelatnas sebelum memasuki persiapan menghadapi Piala Asia U-19 pada 5-31 Oktober 2020.
Yang kedua adalah Shin Tae-yong mengambil pelajaran dari sukses pelatih dari Belanda, Guus Hiddink, membawa Korea Selatan mencapai peringkat keempat Piala Dunia 2002, yaitu mendobrak hambatan psikologis yang bisa dialami pemain ketika dalam waktu singkat mesti tampil di kejuaraan kelas dunia.
Melakukan uji coba tanding melawan tim-tim yang lebih kuat dilakukan Hiddink dengan membawa tim Korea Selatan ke mancanegara, terutama Eropa. Shin bermaksud melakukan hal itu di Korea, karena untuk saat ini tidak mungkin hal tersebut berlangsung di Indonesia.
Yang ketiga adalah uji coba di luar negeri itu juga akan mengasah Timnas U-19 untuk secara cepat menyusun taktik menghadapi tim-tim modern yang terbiasa bermain dengan tempo yang cepat.
Yang keempat adalah semua itu membutuhkan kemampuan fisik dan keterampilan bola yang di atas rata-rata dan perlu lebih fokus dalam membentuknya melalui tekanan yang lebih serius di uji coba Timnas U-19 dan juga dengan melihat klub-klub papan Asia berlaga di Liga Korea Selatan.