TEMPO.CO, Jakarta - Jamie Vardy masih pencetak gol terbanyak di Liga Primer Inggris musim ini, 2019-2020. Tapi, momentum Leicester City, timnya, untuk mencuri perhatian tampaknya tidak sekuat seperti ketika pada musim 2015-16 saat pelatih kawakan Italia, Claudio Ranieri, seperti menciptakan sebuah dongeng dengan membawa klub berjuluk the Foxes ini menjadi juara.
Ini sebuah prediksi menjelang Leicester City menjamu Sheffield United di Stadion King Power, dinihari nanti, Jumat 17 Juli 2020, pada pekan ke-36 Liga Primer Musim ini. Tersisa dua pertandingan lagi sebelum kompetisi rampung.
Leicester harus menang kalau tidak ingin terpental dari urutan keempat, yang merupakan batas ke zona Liga Champions Eropa musim depan. Sebab, nilai mereka saat ini sama dengan yang dimiliki Manchester United di urutan kelima.
United akan bermain di kandang Crystal Palace dinihari nanti. Sedangkan Sheffield jelas bukan lawan mudah buat Leicester. Tim tamu asuhan manajer Chris Wilder itu sedang memburu posisi di Liga Europa atau bahkan mungkin Liga Champions karena sekarang mereka di urutan kedelapan dengan jarak hanya lima angka dari Leicester.
Jika prediksi yang bersifat muram soal Leicester City ini menjadi kenyataan, akan menjadi sebuah proses antiklimas buat mantan manajer Liverpool, Brendan Rodgers, yang kembali ke Inggris bersama the Foxes ketika pada awal musim ini.
Pasalnya, Rodgers sudah melalukan hal yang luar biasa dengan mendorong Leicester menapaki papan atas sampai sempat memimpin lantas bertahan begitu di empat besar Liga Primer Inggris musim ini, 2018-2019.
Kalaupun tidak sampai juara, semula Rodgers tampaknya akan berpeluang menyusul sukses Ranieri untuk mencetak cerita kesuksesan istimewa the Foxes di Liga Primer Inggris.
Tapi, sebelum pandemi virus corona datang dan kemudian liga diberhentikan sementara, tanda-tanda Brendan Rodgers kewalahan untuk bisa mempertahankan Leicester City dalam empat besar memang sudah terlihat.
Ketika Liga Primer digelar lagi, grafik Leicester City terus menurun sebelum menang di kandang Palace kemudian mengimbangi Arsenal di Emirates. Tapi, kemudian tumbang lagi 1-4 di markas Bournemouth.
Mungkin akan tragis, kalau bagikan seorang pembalap motor atau mobil yang sudah berada di deretan posisi pertama sampai ketiga, kemudian harus terpental dari lima besar pada satu atau dua putaran pacuan terakhir.
Tapi, itulah yang bisa terjadi dengan Leicester City dinihari nanti. Dua pertandingan berikutnya yang merupakan partai pamungkas musim ini juga menentukan. Pada pekan ke-38 atau terakhir, Leicester akan menjamu Manchester United pada Minggu malam, 26 Juli 2020.