TEMPO.CO, Jakarta – Manchester United lebih banyak diuntungkan dengan pemakain VAR dibandingkan klub lain dalam Liga Primer Inggris musim 2019-2020 ini. Pendapat itu disampaikan beberapa orang. Salah satunya Jose Mourinho.
Dikutip dari Metro.co.uk, Sabtu 18 Juli 2020, mantan manajer Manchester United yang musim ini menangani Tottenham Hotspur itu mengatakan, “Jika Manchester United melakukannya (mendekati empat besar saat ini), mereka bermain sangat baik pada paruh kedua musim ini, sehingga memang layak."
"Selain itu, semua orang tahu bahwa mereka sedikit beruntung, lebih dari satu kali. Keberuntungan yang tidak dimiliki orang lain. Misalnya kami tidak memiliki keberuntungan itu," kata Jose Mourinho dalam sebuah konferensi pers itu.
Menurut The Sun, setidaknya ada tujul gol ke gawang Manchester United musim ini yang dibatalkan, setelah wasit yang memimpin pertandingan melihat rekaman Video Assistant Referee (VAR).
Manajer Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, disebut telah berutang budi pada teknologi video VAR berkali-kali.
Dari gol dengan handball-nya pemain Liverpool, Sadio Mane, Oktober hingga serangan yang dilanggar pemain Crystal Palace, Jordan Ayew, Kamis malam lalu.
Manchester United, menurut The Sun, tentu akan berharap VAR agar tetap bertahan. Sebaliknya, klub lain seperti West Ham ingin perangkat itu tidak dipakai lagi.
Sadio Mane mengira ia telah mencetak gol untuk Liverpool. Kemudian melalui VAR, ada penilaian Mane menyentuh bola dengan tangan, sebelum mengeksekusi bola.
Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, mengeluh. “Mereka mencetak gol dan menunjukkan semua masalah dengan VAR.”
Berikut lima pertandingan Manchester United yang memicu kontroversi:
- Manchester United Vs Liverpool 0-2 di Anfield, 19 Januari 2020
Penyerang Liverpool, Roberto Firmino, mencetal gol tapi dianulir dengan alasan lebih dulu melakukan pelanggaran terhadap kiper United, David De Gea.
Liverpool mengamankan kemenangannya melalui gol Mohamed Salah pada menit ke-93, setelah United mendorong semua pemainnya ke depan.
- Manchester United Vs Chelsea 2-0 di Stamford Bridge, 17 Februari 2020
United seharusnya kehilangan seorang pemain, setelah bek tengah Harry Maguire menendang Michy Batshuayi di selangkangan. VAR memeriksa insiden itu, tetapi masih gagal mengirim Maguire keluar lapangan.
Maguire kemduan mencetak gol dan Chelsea memiliki dua gol yang dianulir oleh VAR. Penyerang Chelsea, Olivier Giroud, dianggap lebih dulu berada dalam posisi offside sebelum membobol gawang United. Manajer Chelsea, Frank Lampard, menyebut permainan itu merupakan penghancuran jiwa.
- Manchester United Vs Watford 3-0 di Old Trafford, 23 Februari 2020
Saat United memimpin 1-0, gol pemain Watford, Troy Deeney, dianulir karena alasan pelanggaran handball. United kemudian mencetak dua gol lagi dalam pertandingan tersebut.
Setelah pertandingan, Manajer Watford, Nigel Pearson, bilang, “Ini membuat frustrasi, tapi itu bagian dari permainan sekarang.”
- Manchester United Vs Everton 1–1, di Goodison Park, 1 Maret 2020
Pemain Everton, Dominic Calvert-Lewin, membobol gawang United. Tapi, gol dianulir. VAR memutuskan pemain Everton, Gylfi Sigurdsson, sedang dalam posisi offside sebelum Calvert-Lewin beraksi.
Keputusan itu menyebabkan Carlo Ancelotti berteriak kepada wasit dan kemudian manajer Everton itu diusir dari lapangan.
- Manchester United Vs Crystal Palace 2-0, di Selhurst Park, 17 Juli 2020
Setelah United unggul 1-0, Jordan Ayew berpikir dia telah mencetak momen yang sangat penting bagi Palace. Namun, golnya pada menit ke-55 digagalkan karena alasan offside.
Setelah pertandingan, Ketua Palace, Steve Parish, berkata, “Apakah VAR rusak?” Manajer Palace, Roy Hodgson, menambahkan, “Dewa keberuntungan tidak berpihak kepada kita.”
METRO.CO.UK | THE SUN | FARID NURHAKIM | PRASETYO