TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pertandingan 2-2 West Bromwich Albion di kandang melawan Queens Park Rangers dinihari tadi, Kamis 23 Juli, memastikan West Brom finis di urutan kedua Championship. Mereka pun akan kembali ke Liga Primer Inggris musim depan bersama Slaven Bilic.
Liga Primer musim depan, 2019-2020, menjanjikan pertarungan yang lebih seru dan menghibur. Ada dua sosok pelatih menarik di balik meluncurnya dua tim promosi yang sudah ada, yaitu Marcelo Bielsa di Leeds United, yang menjuarai divisi kedua Liga Inggris itu musim ini dan Bilic di West Brom.
Reputasi dan perjalanan karier Bielsa, mantan manajer tim nasional Argentina dan Cile, memang lebih banyak dibandingkan Bilic, selain lebih tua. El Loco itu 65 tahun, bek Kroasia ketika merebut peringkat Piala Dunia 1998 itu baru 51.
Tapi, Bilic tidak bisa diremehkan karena pengalamannya sebagai pelatih Kroasia pada Euro 2008 dan 2012 serta lama menjadi ikon pemain di West Ham United. Meski, kemudian ia gagal mengangkat pamor The Hammers itu sebagai pelatih.
Bilic bilang kebanggaannya membawa Albion kembali ke Liga Primer Inggris hanya bisa disamai ketika ia menangani Kroasia.
Dua kali, penulis bersama sejumlah wartawan lain, menemui Bilic di ruangan mixed zone seusai pertandingan Euro di Stadion Ernst Happel, Wina, Austria, dan Gdanks Arena, Polandia, masing-masing seusai salah satu pertandingan putaran final Euro 2018 dan 2012 yang melibatkan tim Kroasia.
Pada 18 Juni 2012 di Gdanks Arena itu, Bilic dipeluk lama oleh seorang wartawan asal Inggris di ujung mixed zone, setelah Kroasia dikalahkan Spanyol 1-0 sehingga Kroasia harus tersisih pada fase Grup C, di bawah Italia dan Spanyol. Empat tahun sebelumnya, pada 28 Juni, anak-anak asuhan Bilic terhenti pada perempat final setelah kalah adu penalti dari Turki di Wina.
Kali ini Bilic seperti mengulangi ketegangan drama di Ernst Happel Stadiun Wina, 2008, ketika harus bermain sampai perpanjangan waktu dan kemudian adu penalti, setelah 1-1 melawan pasukan Fatih Terim dari Turki di laga normal.
Dan, sekarang dalam pertarungan yang sama maknanya, yaitu saat-saat injury time, Bilic harus menunggu dengan berdebar-debar nasib timnya, West Brom setelah bermain imbang dengan QPR 2-2. Ketika pada saat sama, Brenford gagal mengalahkan Barnsley, West Brom mendapat kepastian untuk kembali ke Liga Primer Inggris setelah dua musim.
Slaven Bilic pun baru direkrut klub berjuluk Baggies itu pada Juni lalu, dengan misi membawa mereka kembali ke divisi tertinggi Liga Inggris.
“Saya menangani tim negaraku enam tahun. Saya pernah bilang tidak peduli klub mana yang saya latih, tidak akan bisa dibandingkan ketika anda menjadi manajer tim nasional anda,” kata Slaven Bilic.
“Saya tidak bilang yang sekarang ini seperti itu Tapi, saya merasakan kebanggaan yang sama, setelah menjalani tugas itu,” kata Slaven Bilic seperti dikutip dari Express & Star.
Slaven Bilic tidak mau berbicara lebih jauh tentang kinerjanya bersama West Bromwich Albion di Liga Primer Inggris. Tapi, seperti ketika ia berada di tepi lapangan Ernst Happel, Wina, dan Gdanks itu, ia adalah sosok pelatih motivator. Ia terus berdiri dan bergerak dinamis untuk menyemangati para pemainnya, seperti ketika ia sedang mencabik senar gitar. Ia anggota Rawbau, grup musik rock di negaranya.