TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sembilan musim kompetisi terakhir, Juventus mendominasi Seri A Liga Italia dan pelatih Maurizio Sarri meraih gelar juara liga pertama sepanjang kariernya pada musim ini, 2019-2020.
Klub berjuluk Old Lady ini sudah mengoleksi 36 kali gelar Seri A atau dua kali lipat dari rival bebuyutannya, AC Milan dan Inter Milan, yang masing-masing 18 kali.
Ketua Juventus, Andrea Agnelli, pengusaha dari Italia meneruskan tongkat estafer kepemimpinan ayahnya, Umberto Agneli (CEO Fiat 1970-1976), membuat Nyonya Tua begitu memonopoli dan tertahankan oleh lawan-lawannya di liga domestik.
Pada Mei 2010, Andrea terpilih sebagai ketua Juventus dan menjadi anggota keluarga Agneli keempat yang memimpin klub, setelah ayah, paman, dan kakeknya.
Yang memimpin pemilihan Andrea saat itu adalah sepupu pertamanya, John Elkann. Hal tersebut terjadi setelah keluarga Ageneli mendapat kritik keras sebagai pemilik Juve, menyusul hasil buruk pada musim kompetisi 2009-10.
Suporter ultras Juventus meyakini hanya Andrea Agnelli yang bisa menyelamatkan pamor Nyonya Tua berdasarkan sejarah panjang jejak keluarganya di klub yang berdomisili di Turin ini.
Meski mengawali kiprahnya ketika Juventus dihantam skandal pengaturan pertandingan Calciopoli 2006 –yang menyebabkan Juve harus turun ke Seri B-, Andrea berhasil mewujudkan stadion baru buat Juve dan mencegah klub dari ancaman kebangkrutan.
Pada 2010 sebelum Andrea masuk, Juventus dikalahkan Fulham di Liga Europa dan pelatih Alberto Zaccheroni hanya membawa Nonya Tua finis di urutan ketujuh liga.
Andrea kemudian merekrut pelatih baru, Luigi Delneri, tapi hasilnya sama dan tak ada cerita kesuksesan 2010-11. Mereka pun tersisih pada fase grup Liga Europa.
Kebangkitan Juventus di bawah kepemimpinan Andrea baru dimulai pada musim 2011-12, ketika ia menunjuk mantan pemain kapten dan pujaan suporter mereka, Antonio Conte, sebagai pelatih Nyonya Tua yang baru. Mereka pun kembali meraih scudetto alias juara Seri A Liga Italia dan berlanjut sampai sekarang.